Pemain Turki Ikut Dinyatakan Mundur dari All England, BWF Janji Mendukung Dalam Masa Isoman, Nyatanya?

- 19 Maret 2021, 05:46 WIB
Pemain bulutangkis dari sektor tunggal putri Neslihan Yigit asal Turki berada dalam satu pesawat tim Indonesia saat berangkat menuju Birmingham Inggris pada Sabtu, 13 Maret 2021/Instagram/@FederasiBadmintonTurky
Pemain bulutangkis dari sektor tunggal putri Neslihan Yigit asal Turki berada dalam satu pesawat tim Indonesia saat berangkat menuju Birmingham Inggris pada Sabtu, 13 Maret 2021/Instagram/@FederasiBadmintonTurky /

PORTAL JOGJA - Badminton World Federation alias BWF akhirnya mengeluarkan pernyataan resminya lagi yang menyatakan pemain tim Turki, Neslihan Yigit juga dinyatakan mundur, atas alasan yang sama dengan tim Indonesia.

Setelah menyatakan hal itu, Kamis, 18 Maret 2021, BWF juga berjanji untuk mendukung semua pemain yang menjalani isolasi mandiri alias isoman.

Sayangnya, hal ini ternyata tidak benar. Tim Indonesia hanya diberikan sarapan, sedangkan untuk makan siang dan malam, tim harus membayarnya sendiri. Informasi ini didapat dari instastory di laman instagram Agnes, istri dari Marcus Gideon, salah satu punggawa ganda putra Indonesia.

Baca Juga: Mentan Syahril Yasin Limpo Memastikan 16 Komoditas Pangan Pokok Aman Jelang Puasa dan Idul Fitri

Sebelumnya, tim badminton Indonesia diminta untuk mundur dari perhelatan All England akibat berada dalam satu pesawat Turkish Air dengan penumpang yang mengidap Covid-19.

Selain tim Indonesia, seorang pemain Turki juga berada dalam pesawat yang sama, namun saat itu dia tidak diminta untuk mundur. Bahkan sempat bertanding setelah tim Indonesia diminta pulang dan isolasi mandiri di hotel.

Neslihan juga sempat memenangkan pertandingan pertamanya melawan pemain asal Perancis. Dalam instastorynya, pemain yang memiliki ranking 30 versi BWF ini juga mengeluarkan pandangannya terkait situasi ini.

Baca Juga: ONE Championship Menampilkan Juara Kickboxing Dunia Ada di Jadwal Acara TV SCTV, Jumat, 19 Maret 2021

“Saya telah bersiap dan memulai dengan kemenangan pada pertandingan pertama. Namun terkait alasan di luar kuasa saya, terpaksa mundur dari turnamen ini dan turnamen Orleans Master di Perancis. Saya pikir ini tidak adil. Semua pemain dan staf yang berkontak selama 5 hari terakhir tetap dapat melanjutkan pertandingan. Sedangkan saya dan pemain tim Indonesia diisolasi dalam kamar kami,” tulis Neslihan.

Tentu ini memancing kemarahan pemain, official dan pemerintah Indonesia. Akhirnya pada 18 Maret 2021, setelah polemik ini membesar, BWF mengeluarkan pernyataan resmi terkait status atlet lainnya yang berada dalam satu pesawat dengan tim Indonesia.

“BWF dan Badminton England dapat mengkonfirmasi satu orang pemain Turki bernama Neslihan Yigit yang sudah dinyatakan harus mundur dari YONEX All England Open 2021. Yigit berada dalam penerbangan yang sama dengan Tim Indonesia dari Turki menuju UK,” tulis pernyataan BWF yang diunggah pada akun Twitternya.

Baca Juga: Usia 40 ke Atas? Wajib Hindari 5 Makanan dan Minuman ini Bila Ingin Tetap Sehat

 

Sebelumnya, pernyataan BWF yang menyatakan tim Indonesia harus mundur akibat berada dalam satu pesawat dengan seorang yang positif Covid-19 menimbulkan kemarahan Marcus Gideon. Salah seorang dari Minions, alias tim ganda putra ini sebelumnya telah bertanding dengan tim ganda putra Inggris bersama rekan setimnya, Kevin Sanjaya.

Marcus dan Kevin berhasil membuka kemenangan tim badminton Indonesia di laga perdana mereka 17 Maret 2021. Sayangnya, kemenangan yang harusnya berbuah manis tersebut harus padam akibat aturan National Health Service (NHS) Inggris mengenai berada dalam satu pesawat dengan penderita Covid-19.

“Harus diperhatikan bahwa BWF telah gagal dalam mengatur masalah ini. Jika ada aturan ketat untuk memasuki wilayah Inggris karena Covid-19, BWF seharusnya sudah mendaftarkan sistem bubble yang menjamin keamanan kita. Pemain harus menjalani karantina sebelum acara,” tulis Marcus pada akun instagramnya, 17 Maret 2021 seusai tim Indonesia digiring keluar dari tempat pertandingan All England.

Namun BWF membantah gagal mengatur masalah ini.

“Kami menegaskan bahwa upaya keras telah dilakukan oleh Badminton England agar Tim Indonesia dan pemain lainnya diberi pengecualian, dan mencari cara lainnya agar bisa tetap berpartisipasi dalam

Turnamen,” tulis pernyataan BWF.

Anehnya, pihak BWF mengaku tidak mengetahui bahwa email dari NSH juga dikirimkan kepada Yigit, pemain tunggal putri Turki bertinggi badan 178cm ini.

BWF mengaku hanya mendapat surat pemberitahuan mengenai isolasi mandiri untuk tim badminton Indonesia saja.

“Badan Pemerintah UK, National Health Service (NHS) Test and Trace menyampaikan

pemberitahuan tentang isolasi mandiri yang diperlukan kepada Yigit pada saat yang sama dengan

Tim Indonesia. Namun, konfirmasi penerimaan tidak diteruskan ke BWF dan Badminton England

hingga Kamis pagi waktu setempat,” ujar BWF.

BWF mengaku telah melakukan kontak dengan para pemain yang terkena dampak ini dan berkomitmen untuk mendukung semua pemain dalam masa isolasi mandiri mereka.

Namun komitmen ini dipertanyakan oleh Jordan Praveen, pemain ganda campuran Indonesia.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Praveen Jordan (@jordan_praveen)

 

Praveen juga mempertanyakan sejumlah keanehan yang terjadi pada turnamen All England kali ini. Salah satunya adalah adanya wasit alias service judge yang berkebangsaan Inggris pada pertandingan Ahsan dan Hendra melawan tim Inggris.

Pembiaran terhadap tim Indonesia yang menjalani isolasi mandiri juga dikeluhkan oleh Agnes Amelinda Mulyadi, istri dari Marcus Gideon, punggawa ganda putra Indonesia bersama Kevin Sanjaya.

Dalam instastory di laman instagramnya, Agnes mengeluhkan perlakuan yang diberikan kepada pemain Indonesia yang menjalani karantina. Dia menyebut bahwa pemain Indoensia hanya diberikan sarapan. Meskipun untungnya pemain Indonesia membawa rice cooker dan mie instan. ***

 

 

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Twitter Instagram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah