Network
PORTAL JOGJA - Negara Indonesia merupakan wilayah yang lengkap dengan berbagai potensi bencana atau sering disebut sebagai supermarket bencana baik soal gunungm api, gempa bumi dan tsunami.
Dalam beberapa forum diskusi diungkapkan adanya potensi gempa besar yang sering disebut megatrust.
Pernyataan tersebut berdasarkan pada kajian beberapa penelitian terdahulu, termasuk penelitian terakhir yang dilakukan tim interdisipliner dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Baca Juga: Status Tanggap Darurat DIY Diperpanjang Hingga 31 Oktober 2020
Dr. Gayatri Indah Marliyani, ST., M. Sc., geolog UGM, berpandangan terhadap berbagai pemberitaan tersebut yang perlu digarisbawahi yaitu hasil-hasil studi yang disampaikan masih berupa skenario kejadian gempa besae dan tsunami yang masih berupa potensi bukan prediksi.
“Untuk menjadi prediksi, informasi yang disampaikan harus meliputi waktu, besaran magnitudo, dan lokasi kejadian. Potensi terjadinya tsunami memang ada di selatan Jawa, tapi kapan terjadinya kita belum tahu," ungkap dia di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (29/9/2020).
Meski kajian penelitian mengungkap potensi tersebut, menurutnyai, masyarakat diharapkan tidak perlu panik. Skenario yang disampaikan tidak serta merta memberikan informasi kejadian gempa dan tsunami di selatan Pulau Jawa akan terjadi besok atau lusa.
Baca Juga: Update Covid 19 Indonesia. Hari Ini Angka Sembuh di Sulsel Meningkat Pesat
Menurutnya, hingga saat ini masih belum ada teknologi yang terbukti bisa melakukan prediksi dengan akurasi tinggi. Upaya penting yang bisa dilakukan masyarakat adalah mempersiapkan diri untuk menghadapi segala bencana yang mungkin terjadi, termasuk bencana gempa bumi dan tsunami.
Misal terjadi tsunami, setidaknya masyarakat harus mengetahui harus ke mana. Jika berada di tepi pantai, lantas merasakan gempa besar dan melihat air laut surut maka harus segera menjauhi pantai dan menuju tempat yang tinggi seperti bukit atau gedung-gedung yang tinggi.
