Network
PORTAL JOGJA - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan membangun sebuah musuem pribadi di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Museum SBY-ANI yang akan dibangun di tanah kelahirannya itu senilai Rp 9 miliar.
Rencana pembangunan museum senilai Rp9 miliar itu sempat dipertanyakan netizen karena akan menggunakan uang negara.
Baca Juga: Gunung Merapi Masih Muntahkan Lava Pijar Hingga 800 Meter
Bahkan, sempat muncul tagar #Bayar9Miliar dan menjadi trending topic di Twitter pada hari Selasa 16 Februari 2021.
Atas Teddy Gusnaidi dan Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Andi Arief melalui cuitan di Twitter pribadinya @Andiarief_, ia menyebutkan bahwa kabar tersebut merupakan fitnah dari para buzzer.
"Para buzzer sudah fitnah keji soal pembangunan museum SBY ANI di Pacitan Jatim," kata Andi Arief, dikutip Portal Jogja dari akun Twitternya.
Baca Juga: Jangan Dibuang! Ini Manfaat Biji Nangka, yang Jarang Diketahui Orang
Andi Arief pun menjelaskan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada saat itu ditawaribantuan hibah Rp 9 miliar oleh Pemerintah Daerah Jawa Timur (Pemda Jatim).
Selanjutnya politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Teddy Gusnaidi juga menanggapi kabar dana negara yang akan dipakai SBY untuk membangun museum SBY-ANI.
Dalam cuitannya di akun Twitter @TeddyGusnaidi, menurutnya SBY tidak mungkin membangun museum menggunakan dana dari uang negara.
Baca Juga: Info Penting! Ternyata Berjalan Selama 11 Menit, Bisa Kurangi Resiko Kematian
Sebab, terdapat Undang-Undang yang telah mengatur hal-hal yang boleh dibiayai negara untuk mantan presiden.
"Ya nggak mungkin SBY bangun museum pribadi gunakan dana negara. Karena ada UU yang mengatur apa saja yang boleh dibiayai oleh negara untuk mantan presiden." kata Teddy.
Baca Juga: ANJLOK LAGI! Harga Emas Antam dan UBS Hari ini Kamis 18 Februari 2021, Cek Info Segera
Menurut Teddy hal itu bisa seenaknya, karena ada UU yang mengatur. "Nggak mungkin Pak SBY menerima uang di luar dari aturan UU," tegas Teddy.
"Pak SBY bangun museum pribadi, nggak sepeserpun menggunakan dana pemerintah. Kenapa harus dipermasalahkan sih?" cuitnya.***
