PORTAL JOGJA - Cuaca di Bulan Juli belakangan ini cukup cerah. Salah satu cara untuk melindungi kepala dari teriknya matahari adalah dengan topi.
Tapi bagi sebagian orang, topi tak hanya berfungsi penutup kepala. Lebih dari itu, topi bisa menjadi bagian dari fashion yang banyak digemari. Nah, kalau Anda suka memakai topi, sudahkah Anda memiliki topi jenis bucket hat?
Dulu, topi ini identik dengan tukang dan pemancing. Karena mereka lah yang sering menggunakannya. Istilah buchet diambil dari bentuknya yang mirip bucket atau ember yang terbalik.
Baca Juga: Stok Minim, PMI Sleman Ajak Masyarakat Donorkan Darah
Topi berbentuk bundar melingkari kepala ini mulai dikenal sekitar 50 tahun silam atau tahun 1960-an. Seperti mode fashion lainnya, topi pun mengalami masa pasang surut tren-nya. Dekade 70-an, bucket hat agak kurang disukai.
Baru tahun 80-an bucket hat kembali digandrungi seiring kemunculan penyanyi-penyanyi genre rap yang tampil dengan topi tersebut. Hingga akhirnya bucket hat menjadi tren street wear saat penyanyi Rihanna tampil dengan topi jenis ini melengkapi outfit yang dikenakannya dan terlihat stylish! Hingga saat ini bucket hat adalah satu dari beberapa jenis topi yang tak ada matinya.
Yang menyenangkan, bucket hat saat ini diproduksi dalam beragam mode dan corak. Tentu saja tak hanya untuk pergi mancing saja.
Baca Juga: Ini Istilah-istilah dalam Dunia Kicau Mania
Bucket hat dengan banyak modenya bisa digunakan untuk kegiatan indoor maupun outdoor. Bisa juga menguatkan kesan casual, namun ada juga mode yang tetap memberi kesan feminism.
Untuk yang ingin tampil casual, bisa memilih warna polos yang gelap seperti hitam, biru, abu-abu dan coklat. Sedang jika ingin tampil feminim, bisa memilih warna-wana cerah, warna pastel, bermotif bunga, topi dengan aplikasi payet yang blink blink dan sebagainya.