Fenomena Aphelion Terjadi Hari Ini 6 Juli 2021, Suhu Udara Pagi Hari Lebih Dingin

- 6 Juli 2021, 11:16 WIB
Fenomena aphelion tejadi hari ini 6 Juli 2021, suhu udara lebih dulu posisi matahari terjauh dari orbit
Fenomena aphelion tejadi hari ini 6 Juli 2021, suhu udara lebih dulu posisi matahari terjauh dari orbit /pexels

PORTAL JOGJA – Fenomena Aphelion dalam studi astronomi merupakan titik dalam orbit planet, komet, atau benda lain yang paling jauh dari Matahari.

Dalam fenomena Aphelion bumi, terjadi dikarenakan orbit bumi tidak sepenuhnya lingkaran sempurna, melainkan berbentuk elips dengan kelonjongan sekitar 1/60.

Pada tahun 2021, bumi mengalami Aphelion pada tanggal 6 Juli 2021 yaitu pada jarak 152.100.527 km dari matahari. Dikutip Portal Jogja dari akun resmi Instagram Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Indonesia, pada tahun ini posisi Matahari berada di belahan Utara.

Baca Juga: Kemarau Tapi Hujan? Ini Penjelasan Stasiun Klimatologi BMKG

Fenomena Aphelion ini terjadi setiap tahunnya bumi akan berada di posisi terjauh dari matahari (aphelion) yakni pada bulan Juli.

Bumi mengalami fenomena aphelion biasanya ada bulan Juli ini. Melalui akun media sosial resminya, LAPAN mengumumkan bahwa aphelion terjadi pada tanggal 6 Juli 2021, tepatnya pada pukul 05.27 WIB, 06.27 WITA, dan 07.27 WIT.

Aphelion adalah fenomena alam ketika posisi bumi berada di titik terjauh dari matahari. LAPAN juga menjelaskan bahwa jarak bumi ke matahari pada saat terjadinya aphelion adalah 152.100.527 km.

Seperti yang diketahui, bumi beserta planet-planet lain bergerak mengitari matahari pada orbitnya. Akan tetapi, orbit bumi tidak berbentuk lingkaran sempurna tapi berbentuk elips dengan kelonjongan sekitar 1/60.

Dampak Aphelion terhadap bumi tidak ada perubahan dan hal ini tidak berpengaruh pada panas matahari yang diterima oleh bumi. Hal ini disebabkan panas matahari tersebar merata ke seluruh permukaan bumi.

Namun pada musim kemarau atau di sekitar bulan Juli-Agustus, udara memang terasa lebih dingin pada pagi hari. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya tutupan awan sehingga tidak ada panas dari permukaan bumi yang dipantulkan ke awan dan kembali ke bumi. ***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Lapan.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x