Kemarau Tapi Hujan? Ini Penjelasan Stasiun Klimatologi BMKG

- 28 Juni 2021, 19:04 WIB
Ilustrasi hujan.
Ilustrasi hujan. /- Foto : Portal Jogja/Siti Baruni/

PORTAL JOGJA – Saat ini seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta telah memasuki musim kemarau. Namun beberapa hari terakhir, hujan justru sering mengguyur Kota Yogyakarta maupun 4 kabupaten lain yaitu Bantul, Kulon Progo, Sleman dan Gunungkidul. Bagaimana penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika?.

Dilansir dari akun Twitter Stasiun Klimatologi (Staklim) Sleman Yogyakarta @StaklimJogja, peningkatan curah hujan di DIY pada saat telah memasuki musim kemarau dipicu oleh beberapa fenomena dinamina atmosfer laut yang cukup signifikan.

Staklim Jogja menyebutkan, penyebab hujan di musim kemarau yaitu menghangatnya suhu muka laut di sekitar Pulau Jawa, yang berkontribusi dalam meningkatkan uap air di atmosfer.

Baca Juga: Singapura Anggap Covid-19 Sama Seperti Flu Biasa, Orang-Orang Kami Lelah dan Siap Perang

Selain itu, menghangatnya suhu muka laut di perairan barat Sumatera dan memicu munculnya pusat tekanan rendah di perairan Selatan Sumatera, sehingga berakibat terjadi pemusatan aktivitas awan konvektif.

Dari pemantauan terhadap monitoring awal musim kemarau 2021, Staklim Sleman menyatakan seluruh wilayah DIY telah memasuki awal musim kemarau. Staklim Sleman memprediksi, uap air akan berkurang pada pertengahan Juli mendatang. Sedang puncak musim kemaru 2021 di DIY diperkirakan akan terjadi pada bulan Agustus 2021.***

Editor: Siti Baruni

Sumber: Staklim Jogja


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x