Ini Prediksi Puncak Libur Akhir Tahun Versi PHRI, Mulai 20 Desember Yogyakarta Bakal Penuh Wisatawan

- 7 Desember 2020, 06:25 WIB
ilustrasi liburan akhir tahun 2020
ilustrasi liburan akhir tahun 2020 /pixabay/Jill Wellington

PORTAL JOGJA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memprediksi puncak okupansi libur akhir tahun di Kota Pelajar akan terjadi selama enam hari meski tingkat kasus positif Covid-19 di provinsi ini masih cukup tinggi.

Ketua DPD PHRI DIY Deddy Pranawa Eryana mengungkapkan puncak okupansi tersebut akan terjadi pada 28 Desember hingga 2 Januari 2020. Sedangkan grafik kenaikan tamu untuk libur panjang akhir tahun sudah akan terjadi sejak sepekan sebelumnya.

"Saya lihat mulai 20 Desember 2020 itu grafik kenaikan tamu sudah dimulai," kata Deddy sebagaimana dilansir Antara, Minggu, 6 Desember 2020.

Baca Juga: Libur Akhir Tahun Dikurangi 3 Hari, Berikut Daftar Lengkapnya

Menurutnya, meskipun pemerintah menghapus cuti bersama pada akhir tahun, namun pihak PHRI DIY tetap optimistis okupansi hotel pada libur akhir tahun bisa mencapai 90 persen. Deddy mengatakan optimisme yang cukup tinggi tersebut disebabkan berbagai faktor, di antaranya masyarakat juga tetap membutuhkan waktu untuk berlibur pada masa pandemi Covid-19 ini.

Banyak wisatawan pun menyampaikan bahwa berlibur tetap diperlukan. Pasalnya, sehat tidak hanya sehat jasmani tetapi sehat rohani dengan cara berlibur melepaskan penat.

"Perlu dicatat bahwa angka 90 persen ini bukan dari total kamar yang ada di sebuah hotel, tetapi dari total kamar yang diizinkan untuk dioperasionalkan pada masa pandemi yaitu 70 persen dari total kamar," tambah dia.

Hingga saat ini, lanjut Deddy, tamu yang menginap di hotel di DIY masih didominasi wisatawan yang berasal dari Pulau Jawa, paling banyak berasal dari Jawa Tengah, baru kemudian Jawa Barat, Jawa Timur, dan DKI Jakarta.

Baca Juga: Pilkada Serentak 2020, Bawaslu Sebut 8 Provinsi dan 10 Kabupaten/Kota Rawan

"Tetapi ada juga tamu dari luar Pulau Jawa seperti dari Lampung juga cukup banyak, Sumatera Selatan, dan Sumatera Barat serta dari Kalimantan Timur," papar dia.

Lebih lanjut dia memastikan bahwa seluruh pelaku usaha hotel dan jasa akomodasi pariwisata akan menerapkan protokol kesehatan secara ketat saat melayani tamu guna mencegah potensi penularan Covid-19, baik ke tamu maupun ke karyawan hotel dan restoran.

"Kami belajar banyak dari pengalaman menerima tahu sejak Agustus hingga Oktober. Pada saat itu masih banyak tamu yang merasa sudah nonreaktif dari hasil rapid test lalu tidak menjalankan protokol kesehatan yaitu tidak pakai masker," tutur dia.

Sesuai protokol yang berlaku, ungkapnya, maka tamu tersebut akan diingatkan untuk memakai masker dan mematuhi protokol kesehatan lainnya. Komitmen untuk menjalankan protokol kesehatan secara ketat tersebut, lanjut Deddy, sudah menjadi kesepakatan seluruh anggota PHRI DIY karena tidak ingin muncul klaster penularan dari hotel dan restoran.

Baca Juga: Empat Pemain PSS dalam TC Timnas U-16 di Sleman Dilatih Bima Sakti

"Jika masih tidak patuh, maka kami tidak akan menerimanya sebagai tamu," tegas dia.

Sementara itu, Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menambahkan wisatawan yang akan berkunjung ke Yogyakarta diminta memastikan kondisi kesehatannya dengan melakukan uji swab atau rapid test.

"Bagi pelaku usaha jasa pariwisata juga diminta menerapkan protokol kesehatan secara disiplin sehingga wisatawan yang datang pun merasa lebih aman dan terlindungi," pungkasnya.****

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x