3 Bidang yang Dicapai Pada Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit Pemerintahan Raja Hayam Wuruk

- 23 Desember 2021, 06:10 WIB
3 Bidang yang Dicapai Pada Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit Pemerintahan Raja Hayam Wuruk
3 Bidang yang Dicapai Pada Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit Pemerintahan Raja Hayam Wuruk /Pixabay

PORTAL JOGJA - Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Hayam Wuruk adalah putra dari Ratu TribuanaTunggadewi(1328-1350M). Hayam wuruk naik tahta pada tahun 1350M, menggantikan kedudukan ibunya.

Masa pemerintahan Hayam Wuruk dianggap masa keemasan kerajaan Majapahit, karena pada masa pemerintahannya, kedamaian yang lama dinantikan terwujud, jarang terjadi konflik kecuali peristiwa Pasundan-Bubat (1357M).

Banyak daerah-daerah di Nusantara yang mengakui kemegahan kerajaan Majapahit, hal tersebut dibuktikan dengan adanya penyerahan upeti secara sukarela dari berbagai daerah untuk Majapahit.

Kehidupan masyarakat kerajaan Majapahit dimasa itu telah alami kemajuan umumnya tinggal di pesisir pantai bekerja sebagai pedagang.
Kesenian yang diminati Wayang Beber pedagang pribumi sangat kaya hal tersebut dibutikan oleh kegiatan mereka yang suka membeli batu-batu perhiasan, barang pecah seperti porselin Cina, minyak wangi, kain sutra dan katun. Pembayarannya dengan uang tembaga ina atau Majapahit dari dinasti apapun.

Baca Juga: Trowulan, Kota Metropolitan Kuno Kerajaan Majapahit

Dilansir portaljogja.com dari laman library.fis.uny.ac.id Perpustakaan FIS Universitas Negeri Yogyakarta ada 3 bidang yang dicapai kerajaan Majapahit masa pemerintahan raja Hayam Wuruk di puncak kejayaannya yaitu:

1. Seni Arca

Pada masa itu, bidang seni arca. telah berkembang dan banyak menghasilkan berbagai macam jenis arca dengan cirikhas terdapat garis-garis disekitar arca. Hal menarik dari proses pembuatan arca tersebut sudah halus, dan bernilai seni tinggi karena keindahannya.

2. Kehidupan Religi

Hal yang penting dicapai pada masa pemerintahan raja Hayam Wuruk adalah bidang keagamaan yang dikenal dengan konsep dewaraja. Atau kata lain raja meninggal dianggap bersatu bersama dewa.

Dewaraja tersebut merupakan dewa itu sendiri menjelma menjadi seorang manusia. Untuk menjalankan konsep dewaraja tersebut diperlukan peralatan ritus yang ditujukan untuk mendukung ajaran dewaraja yang sedang dikembangkan.

Baca Juga: Kabar Duka, mBah Minto Pemeran Simbok Dagelan Jowo Ucup Klaten Meninggal Dunia

Bangunan candi pada masa ini sebagai bangunan suci memiliki tiga lapisan dunia kehidupan. Pertama dasar (kaki candi) nafsu keduniawian, kedua bagian tubuh candi yang terlepas dari dunia nafsu duniawi, ketiga atap bangunan (kedewataan).

Konsep tersebut setara dengan konsep tridhatu yang dikenal pada bangunan suci budha.candi dianggap sakral karena dewa-dewa dianggap berada disekitarnya/didalamnya.

Dengan kata lain candi sebagai tempat bertemunya manusia dengan para dewa. Konsep pertemuan manusia sama para dewa dilukiskan dalam bentuk relief-relief yang terukir indah di dinding-dinding candi-candi masa Singasari dan Majapahit berkisah keagamaan.

Baca Juga: Cara Membuat Filter Instagram Di Hp Tanpa Laptop, Gunakan 3 Aplikasi Ini

3. Karya Sastra Kuno

Pada masa kejayaan kerajaan Majapahit muncul karya sastra kuno yang umumnya menjadi hasil karya sastra para pujangga di masa Itu. Biasanya hasil budaya berbentuk sastra tersebut merupakan hasil rekaman jejak sejarah dimasa lampau mulai kehidupan istana sampai aspek kebudayaan.

Bukti lain dari karya sastra dalam bentuk artefak, hingga prasasti yang bagian-bagian membentuk karya sastra disebut dengan struktur. Bagian dari karya sastra terdapat struktur kemudian terdiri dari alur, adegan sampai latar dan motif.

Hal menarik dari karya sastra hasil dari kebudayaan pada masa kerajaan Majapahit adanya penggambaran relief candi. Alasannya, menggambarkan sesuatu pada muka relief cerita yang berdasarkan kisah yang terjadi

Sebagian besar para pujangga atau penggubah karya sstra jawa kuno berasal dari lingkungan kaum agamawan. Hal ini disebabkan kemahiran tulis menulis, pengetahuan tentang kaidah susastera, ajaran keagamaan dan pengetahuan lain yang berkenaan dengan sastra tulis.***

Editor: Bagus Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x