Ridwan Kamil Rela Jadi Sopir Sri Sultan HB X, Tolak Mitos Perang Bubat Termasuk Mitos Larangan Pernikahan Jawa

- 8 Desember 2021, 12:41 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menjadi 'sopir' untuk Gubernur DIY Sri Sultan HB X.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menjadi 'sopir' untuk Gubernur DIY Sri Sultan HB X. /Foto : tangkapan layar Instagram @ridwankamil/

PORTAL JOGJA – Menjadi tuan rumah dalam kegiatan muhibah kesenian dan kebudayaan Jawa Barat dan DIY, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil rela menjadi sopir bagi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta permaisuri GKR Hemas.

Hal itu diungkapkan Ridwan Kamil melalui akun Instagramnya.  “Saya menjadi supir tamu istimewa ini, menggunakan mobil listrik keliling Bandung,” ungkap gubernur yang baru saja merayakan 25 tahun pernikahannya tersebut.

Ternyata, kota Bandung bagi Sri Sultan HB X merupakan kota dengan banyak kenangan. “Banyak yang tidak tahu, bahwa Sri Sultan dulu ngapel pacarannya dengan Ratu Hemas itu di Bandung,” ungkap Ridwan Kamil.

Baca Juga: Omicron Mereda, Prediksi IHSG Hari Ini Naik Seiring Pergerakan Positif Bursa Global dan Pasar Komoditas

“Saat Ratu Hemas ikut orangtuanya dinas di Pindad. Termasuk ngapelnya selalu makan di Ayam Goreng Panaitan,” sambung ayah 3 orang anak tersebut.

Terlepas dari aksi menjadi ‘sopir’ sehari untuk Sri Sultan, Ridwan Kamil menegaskan, Pemprov DIY dan Pemprov Jawa Barat telah sepakat untuk terus membangun narasi persatuan dan perdamaian.

“Kami saling kunjung mengunjungi. Kami datang ke Jogja minggu lalu dan Sri Sultan datang ke Bandung minggu ini. Kami saling muhibah kesenian dan kebudayaan,” terang Ridwan Kamil.

Hal itu sekaligus dilakukan untuk mematahkan berbagai tafsir sejarah dan mitos yang selama ini beredar di masyarakat terkait Perang Bubat dan masih sering dipercaya oleh masyarakat.

Baca Juga: Indonesia Mundur dari Kejuaraan Dunia Badminton 2021, Omicron Jadi Alasan

Salah satunya adalah larangan gadis Sunda menikah dengan pria Jawa. “Itu hanya mitos yang diproduksi dalam menafsirkan peristiwa bersejarah Perang Bubat yang sudah jauh lewat dan memiliki multitafsir sejarah,” begitu komentar Ridwan Kamil.

Halaman:

Editor: Siti Baruni


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x