PORTAL JOGJA - Diketahui, Peristiwa tragedi perang Bubat yang berlangsung tahun 1375 M begitu tragis berurai mata, karena hampir semua rombongan Kerajaan Pasundan meninggal dunia hanya menyisakan Dyah Pitaloka.
Hal ini akibat ambisi Patih Gajahmada yang ingin menaklukan kerajaan Pasundan, maka terjadilah peristiwa tragedi perang Bubat. Kemudian kekeluargaan yang telah dibangun hancur dampak dari ulah Gajahmada sendiri.
Akibat Peristiwa Bubat, pernikahan antara Bhre Prabu Hayam Wuruk dan putri Sunda batal. Melansir Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia II.Bala peristiwa ini salah satu bentuk kegagalan Patih Gajahmada menaklukan Pasundan.
Setelah perang Bubat usai Gajahmada mendapat hukuman, kecaman dari pihak kerajaan Majapahit. Hal ini terjadi akibat sikap dan perbuatan Gajahmada yang dianggap ceroboh, gegabah, lancang terhadap raja.
Pasca perang Bubat nasib Patih Gajahmada begitu tragis menghilang entah kemana penuh misteri. Ia selalu diburu oleh ratusan tentara Majapahit terus bergerak mencari keberadaannya sampai ke pelosok dusun untuk menangkap mahapatih yang telah menyatukan Nusantara tersebut.
dilansir portaljogja.com dari laman historia.com hilangnya Patih Gajahmada karena sakit hal ini diketahui oleh Raja Hayam Wuruk saat melakukan perjalanan ke Blitar tahun 1364 M. Namun, keberadaan tidak diketahui secara jelas akhir hidup riwayatnya.
Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik di DIY Sabtu 6 November 2021, Cek Lokasinya
Ada yang menyebut pasca perang Bubat Gajahmada memilih bertapa dan hidup sebagai pertapa di Madakaripura di pedalaman Probolinggo selatan, wilayah kaki pegunungan Bromo-Semeru.
Ketika patih Gajah Mada bersemedi, jiwa raganya moksa ke Wisnuloka. Menyaksikan itu, seisi rumah kepatihan mencucurkan air mata. Begitu juga dengan istri Gajah Mada. Saat tentara Majapahit datang mengepung, istri Gajah Mada pergi meninggalkan rumah mencari tempat persembunyian.