PORTAL JOGJA - Konflik antara Rusia dengan Ukraina hingga lebih dari 2 pekan ini belum ada tanda-tanda berhenti sejak invasi 24 Februari 2022.
Meski saat ini kedua belah pihak Rusia dan Ukraina sepakat membka gate koridor kemanusiaan untuk memberkan kesempatan warga sipil keluar dari wilayah konflik.
Konflik Rusia dengan Ukraina tidak hanya perang menggunakan senjata konvensional seperti rudal, roket, artileri berat hingga tank dengan berbagai hulu ledak.
Rusia mencurigai Ukraina bersama Amerika Serikat (AS) mengembangkan laboratorium biologi yang bisa digunakan sebagai senjata.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia memastikan bahwa otoritas di Kiev, ibu kota Ukraina, telah menghancurkan patogen-patogen berbahaya dari penyakit mematikan. Berbagai patogen itu disimpan di sejumlah laboratorium yang didanai Amerika Serikat (AS) di Ukraina. Demikian diungkapkan pada Selasa, 8 Maret 2022 sebagaimana dilansir dari Antara.
Kemlu Rusia menyatakan pihaknya menerima dokumentasi dari para pegawai di sejumlah laboratorium biologis Ukraina.
Para pegawai tersebut membenarkan bahwa sejumlah patogen berbahaya, seperti pes, antraks, tularemia, kolera, dan penyakit-penyakit mematikan lainnya, dimusnahkan dengan segera pada 24 Februari, kata juru bicara Kemlu Rusia, Maria Zakharova dalam pernyataannya.
Zakharova mengatakan laboratorium-laboratorium tersebut didanai oleh Departemen Pertahanan AS. Laboratorium itu merupakan bagian dari sebuah program senjata biologis.
Menurut Kemlu Rusia, patogen-patogen tersebut cepat-cepat dihancurkan untuk menyembunyikan bukti yang menunjukkan bahwa AS dan Ukraina melanggar Pasal 1 Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Senjata Biologis.