Menlu AS Anthony Blinken Minta Bukti Kepada Israel tentang Keberadaan Hamas di Gedung yang Dibom

- 18 Mei 2021, 11:29 WIB
Tangkapan layar siaran langsung al Jazeera, detik-detik pengancuran gedung Al Jaala di Gaza oleh militer Israel
Tangkapan layar siaran langsung al Jazeera, detik-detik pengancuran gedung Al Jaala di Gaza oleh militer Israel /Bagu Kurniawan/Al Jazeera

PORTAL JOGJA - Berbicara dari konferensi pers di Kopenhagen, Denmark, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken, Senin, 17 Mei 2021 menyatakan bahwa dirinya telah meminta bukti kepada Israel mengenai keberadaan Hamas di gedung media yang dihancurkan Israel 15 Mei lalu.

Israel menghancurkan gedung al-Jaala yang memiliki tinggi 11 lantai dan mengklaim bahwa bangunan tersebut digunakan sebagai kantor intelijen militer oleh Hamas.

Sebelum dihancurkan, gedung yang merupakan kantor dari Associated Pers, perusahaan pers netral yang berbasis di New York AS, dan Al Jazeera, stasiun TV yang didukung pemerintah Qatar mendapatkan peringatan satu jam sebelumnya.

Baca Juga: Presiden Turki Erdogan Telepon Paus Fransiskus untuk Merespons Kekerasan Israel di Gaza

Namun waktu ini tidak dapat dipergunakan oleh para pekerja media untuk mengeluarkan barang-barang mereka dari gedung tersebut.

Detik-detik kehancuran gedung tersebut yang di bom oleh Israel terekam oleh kamera jurnalis yang mengambil gambar dari gedung tinggi yang terletak tidak jauh dari al-Jaala.

Dalam acara Face the Nation dari stasiun TV CBS, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pengeboman gedung media tersebut berdasarkan bukti intelijen dan merupakan target yang sah.

Baca Juga: Menteri Luar Negeri Arab Saudi Mengutuk Serangan Israel ke Palestina

“Tak lama setelah serangan tersebut, kami meminta rincian tambahan terkait pembenarannya,” ujar Blinken mengenai AS meminta bukti kepada Israel terkait alasan di balik pengeboman tersebut.

“Saya belum melihat informasi apa pun yang diberikan,” lanjut Blinken dalam konferensi persnya yang ditulis USA Today.

Pihak AS menyatakan telah mencoba meredakan ketegangan antara Israel dengan Palestina. Diantaranya dengan mengirim utusan khusus Hady Amr yang pernah menulis buku tentang perdamaian di Palestina.

Di Israel, Amr dikabarkan telah bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, yang berterima kasih atas dukungan AS kepada Israel.

Kritik demi kritik diterima oleh pemerintah Biden terkait penanganan konflik ini.

“Saya pikir pemerintah perlu mendorong lebih keras pada Israel dan Otoritas Palestina untuk menghentikan kekerasan, melakukan gencatan senjata, mengakhiri permusuhan ini, dan kembali ke proses untuk mencoba menyelesaikan konflik yang telah berlangsung lama ini,” ujar Senator Adam Schiff, ketua Demokrat dari komite intelijen DPR yang meminta penyelesaian konflik di meja perundingan, bukan pertempuran.

“Akibat serangan roket Hamas dan balasan Israel, kedua belah pihak harus mengakui bahwa terlalu banyak nyawa telah hilang dan tidak boleh meningkatkan konflik lebih jauh,” ujar dua senator dari partai Republik, Senator Todd Young dan Senator Chris Murphy.

Serangan udara Israel terhadap Gaza setidaknya telah meratakan tiga bangunan yang disebut sebagai bagian dari Hamas, pada hari Minggu saja.

Sejak serangan Israel ke Gaza, sedikitnya 188 orang tewas, termasuk di antaranya adalah 55 anak-anak. Di Israel, delapan orang tewas, termasuk satu anak laki-laki berusia 5 tahun akibat serangan roket Hamas yang menembus pertahanan kubah Israel.***

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: USA TODAY


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x