PORTAL JOGJA – Rumah Sakit As Shifa di Kota Gaza kewalahan menerima warga Palestina yang menjadi korban luka-luka terkena serangan bom Israel.
Dilansir dari Al Jazeera, pemandangan memilukan memenuhi rumah sakit pada hari Minggu 16 Mei 2021 . Puluhan orang yang datang dalam keadaan luka parah dan kehilangan anggota tubuhnya.
Di saat tim penyelamat berjibaku menarik para korban yang tertimbun puing-puing reruntuhan bangunan yang hancur, banyak diantara korban yang justru tidak berhasil diselamatkan dan meninggal di perjalanan karena jalan utama menuju rumah sakit juga menjadi sasaran serangan Israel.
Baca Juga: Andrea Meza Terlipih Sebagai Miss Universe 2020, Putri Indonesia Berada Di Peringkat 21
Dr Midhat Abbas dari Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan, tak kurang dari 1.200 warga Palestina terluka selama tujuh hari serangan Israel yang membabi buta. Yang menyedihkan, dari angka tersebut setengahnya diantaranya adalah wanita dan anak-anak.
Abbas menduga Israel sengaja menargetkan fasilitas kesehatan dengan serangan udara dan membom jalan-jalan di sekitar Rumah Sakit As Shifa. “Benjamin Netanyahu ingin menyelamatkan dirinya sendiri dari penjara sehingga dia memutuskan untuk membunuh anak-anak Palestina,” tuding Abbas.
Dr Abbas mengatakan staf RS As Shifa menyiapkan tempat tidur di area resepsionis karena kapasitas yang terbatas dan penuh. “Kami berharap pasien akan pergi ke Mesir untuk perawatan medis karena kapasitas kami sangat terbatas,” kata Dr Abbas kepada Al Jazeera.
Pada Minggu 16 Mei 2021, serangan udara Israel menewaskan 33 warga Palestina, termasuk 13 anak-anak di Gaza. Di antara para korban yang tewas dalam serangan udara hari Minggu adalah Kepala penanggulangan Covid-19 dan Kepala Bagian Penyakit Dalam RS Shifa Dr Ayman Abu Al-Ouf.
Serangan tersebut membuat jumlah korban tewas di Gaza total menjadi 181 orang, termasuk diantaranya 52 anak-anak. Sementara itu. Israel telah melaporkan 10 orang tewas, termasuk dua orang anak.***