Gadis Remaja Dipaksa Menjadi Pelaku Bom Bunuh Diri di Suriah, Katanya Dibayar Rp21,6 Juta

- 3 Mei 2021, 08:35 WIB
ilustrasi gadis remaja yang dipaksa untuk menjadi pelaku bom bunuh diri/Mostafa Meraji/Unsplash
ilustrasi gadis remaja yang dipaksa untuk menjadi pelaku bom bunuh diri/Mostafa Meraji/Unsplash /

“Saya tidak menerima tawaran tersebut dengan alasan anak-anak dan suami saya sakit. Kemudian dia menunjukkan video di ponselnya,” ujar NM seraya bercerita bahwa video tersebut merupakan rekaman pemerkosaan yang dilakukan terhadap sepupunya yang baru berusia 17 tahun.

N.M. terpaksa setuju melakukan pengiriman barang, namun tidak mengetahui bila barang yang dikirim awalnya adalah bom.

Barang yang dikirim berupa rompi tebal. Sebuah ponsel juga diberikan sebagai sarana komunikasi mereka dengan ‘Haji’.

“Satu-satunya tujuan kami adalah memberikan barang-barang itu kepada seorang wanita,” ujar NM yang menyatakan bahwa dia dan sepupunya tidak menyadari bahwa mereka dikirim sebagai pelaku bom bunuh diri.

Kedua perempuan tersebut diminta untuk pergi ke sebuah masjid, memencet kancing dan memotong kabel biru di rompi yang mereka bawa.

“Putri paman saya mencoba membukanya tetapi dia tidak bisa. Kemudian pasukan keamanan datang,” ujar NM. Saat itulah dirinya dan sepupunya baru menyadari apa yang dibawa.

Dia mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah membawa rompi itu jika mereka tahu bahwa rompi itu berisi bahan peledak.

“Jika saya tahu saya membawa bom, saya akan mengatakan tidak,” ujar RM sembari menekankan bahwa dia terpaksa menuruti tuntutan teroris karena takut keluarganya akan disakiti para teroris.

Turki menyebut YPG adalah organisasi teroris yang didukung oleh AS.

Bagi Turki, organisasi hak asasi manusia telah mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia oleh YPG termasuk penyiksaan, perekrutan tentara anak-anak dan pembakaran gedung-gedung sipil.

Halaman:

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x