Covid-19 di India Melonjak: Krematorium Penuh, Mayat Menumpuk di Jalanan

- 20 April 2021, 22:11 WIB
 ilustrasi mayat dibariskan untuk dapat masuk ke krematorium di India
ilustrasi mayat dibariskan untuk dapat masuk ke krematorium di India /Bagus Kurniawan/Twitter @ChitraNaharkee

PORTAL JOGJA - Infeksi Covid-19 di India beberapa hari terakhir mengalami lonjakan yang sangat dahsyat. Akibatnya, setiap hari lebih dari seribu pasien Covid-19 meninggal dunia.

Bukan dikubur, namun warga Hindu di India mengkremasi mayat akibat infeksi Covid-19 di krematorium di seluruh negeri yang menjadikan krematorium penuh.

Mayat-mayat yang menunggu untuk di bakar pun terlihat dibiarkan menumpuk di jalanan seperti terlihat dalam beberapa video yang beredar di media sosial.

Baca Juga: Pemudik Lokal di Kota Surakarta Wajib Miliki SIKM, Jika Tidak Maka Wajib Jalani Karantina

Baca Juga: Kementerian Kominfo Kembali Blokir Konten Paul Zhang, Total 20 Konten Telah Diblokir

Senin, 19 April 2021 tercatat penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak lebih dari 256 ribu kasus dengan penambahan kematian 1.757 korban.

Hari sebelumnya, Minggu, 18 april 2021 ada lebih dari 275 ribu penambahan kasus harian infeksi Covid-19 serta 1.625 kasus kematian.

Krematorium kewalahan menghadapi permintaan untuk membakar mayat-mayat tersebut. Di Delhi, pemerintah telah memerintahkan tempat kremasi untuk meningkatkan kapasitas mereka menjadi dua kali lipat atau lebih untuk memenuhi permintaan yang meningkat.

Baca Juga: Kemendikbud Serahkan Naskah Soal Seleksi CASN 2021, Tjahjo Kumolo

Baca Juga: Rio Reifan Belum Juga Jera, Untuk Keempat Kalinya Tertangkap Karena Narkoba

Nigambodh Ghat, salah satu tempat kremasi terbesar di Delhi dan terhubung dengan enam rumah sakit Covid-19, meningkatkan kapasitasnya pembakarannya dari 36 menjadi 63 tumpukan kayu untuk satu kali proses pembakaran..

Namun ini pun tidak cukup. Orang-orang masih terlihat menunggu di luar krematorium untuk upacara terakhir dengan ambulans berbaris. Di beberapa tempat, terlihat mayat tergeletak di sepanjang jalan selama berjam-jam.

“Siapapun yang datang harus menunggu setidaknya beberapa jam,” ujar seorang pekerja medis yang membawa mayat dari rumah sakit ke krematorium.

Pada Minggu malam, 18 April 2021, video mayat yang dibakar memberi kengerian di media sosial. Rajiv Agrawal, seorang pekerja di krematorium mengatakan kepada The Independent dan dikutip Portaljogja.com, bahwa setidaknya ada waktu menunggu 12 jam untuk mengkremasi jenazah yang tiba.

Baca Juga: Geliatkan Dunia Industri, Kadin Pastikan Vaksinasi Gotong Royong akan Berjalan Mei 2021

“Kami telah menyiapkan beberapa tempat untuk mayat Covid-19. Setiap tumpukan kayu membutuhkan dua hingga tiga jam untuk terbakar,” ujar Agrawal.

Jumlah pasien yang meninggal yang tiba di krematorium terus meningkat dari hari ke hari. Namun, dia membantah ada mayat yang dibakar di jalan setapak.

Pejabat di krematorium Seemapuri, yang memiliki dua rumah sakit Covid-19 terbesar di Delhi mengatakan mereka juga menyaksikan peningkatan jumlah kremasi.

Jumlah mayat terkait Covid-19 tahun ini jauh lebih besar daripada periode yang sama pada tahun 2020.

Baca Juga: Nama Pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari Tak Ada di Kamus Sejarah Indonesia, Ini Komentar Fahri Hamzah

Padahal pada 2020 India sempat mengalami fase aman dari Covid-19. namun kini, mutasi virus Covid-19 yang menyerang India jauh lebih cepat dan berbahaya.

India kini melaporkan peningkatan kasus virus Covis-19 harian tertinggi di dunia, dan telah mengambil tempat sebagai negara yang paling parah terkena dampak kedua di dunia setelah AS.

Kamis, 15 April 2021 menandai hari pertama adanya infeksi Covid-19 lebih dari 200 ribu kasus harian Covid-19, dan setelah itu angka penambahannya tidak pernah kurang dari 200 ribu kasus.

Baca Juga: Kedatangan 49 Penumpang Positif Covid-19 dari India, Hong Kong Tutup Penerbangan dari 3 Negara Ini

Media sosial dibanjiri orang-orang yang meminta bantuan karena banyak rumah sakit kehabisan ruang untuk menampung pasien baru.

Ada juga laporan tentang pasien yang meninggal di luar rumah sakit saat menunggu masuk ruangan perawatan. Selain itu ketersediaan tabung oksigen yang langka turut menyumbang jumlah korban meninggal di negara ini

Media lokal India dipenuhi dengan laporan suram tentang mayat-mayat yang menumpuk di depan krematorium dan para pekerja mengatakan mereka telah melihat kematian akibat Covid-19 meningkat. Laporan menunjukkan situasinya lebih suram daripada yang ditunjukkan statistik resmi.

Panggangan dua tungku di Krematorium Ashwini Kumar di Surat telah meleleh akibat terus menerus digunakan untuk mengkremasi jenazah korban Covid-19. keluarga haru smenunggu setidaknya 8 jam agar jasad keluarga mereka selesai dikremasi.

Baca Juga: Angka Kelahiran Anak di China Menurun, Para Ahli Khawatir, Mengapa?

Pemerintah federal yang dipimpin perdana menteri India Narendra Modi telah menghadapi kritik keras karena terus mengadakan kampanye politik besar-besaran sedangkan kasus Covid-19 terus meningkat.

Dalam kampanye tersebut terlihat tidak ada protokol kesehatan yang diikuti seperti terjadi kerumunan dan memakai masker.

Pemerintahan Modi juga mengizinkan Kumbh Mela, sebuah pertemuan keagamaan terbesar di dunia, di mana jutaan umat berada di tepi Sungai Gangga untuk berenang.

Hal ini tetap dilakukan bahkan setelah meningkat pesatnya kasus positif Covid-19 di negara itu yang menyebabkan krematorium penuh dan mayat terlihat menumpuk di jalanan.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x