PORTAL JOGJA - Negara dengan jumlah populasi terbanyak di dunia, China ternyata kini memiliki masalah dengan angka kelahiran anak yang menurun dalam beberapa tahun terakhir ini.
Para ahli bahkan memprediksi angka kelahiran anak dapat turun di bawah 10 juta setiap tahunnya dalam lima tahun mendatang.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran para ahli karena dampak yang akan ditimbulkan dari penurunan tersebut.
China memiliki kebijakan satu keluarga satu anak yang diimplementasikan sejak tahun 1979. Artinya setiap keluarga di China hanya dapat memiliki satu anak saja.
Baca Juga: Pembagian Makanan di Turki, Tanda Meningkatnya Kemiskinan di Negara Presiden Erdogan
Baca Juga: Mulai Hari Ini Posko THR 2021 Mulai Beroperasi, Pastikan THR Keagamaan Benar-Benar Dibayarkan
Tujuannya, untuk menekan angka populasi agar masyarakat China dapat lebi maju dan lebih makmur.
Sayangnya, kebijakan ini memiliki dampak negatif. Keluarga China yang patriarki lebih menyukai anak laki-laki, akibatnya kelahiran anak laki-laki yang terdata sangat besar dibanding dengan anak perempuan.
Hal ini menyebabkan ketidaksetaraan jumlah laki-laki dan perempuan. Yang berakibat pada kesulitan untuk menikah.
Kebijakan yang telah diterapkan puluhan tahun ini juga menimbulkan ketakutan untuk mendapatkan denda yang tinggi dari pemerintah.