9 Negara di Dunia yang pernah Alami Kudeta Militer, Paling Sering Thailand, Irak, Libya, Turki, Myanmar

- 16 April 2021, 15:57 WIB
Ilustrasi kudeta militer
Ilustrasi kudeta militer /tangkapan layar youtube.com /UATV English

Ironisnya, baru 4 bulan menjabat, Presiden al-Za'im digulingkan dan dibunuh oleh antek mantan presiden al-Quwatli. Terbunuhnya sang boneka AS dari kursi kepresidenan Suriah membuat AS kehilangan tajinya dalam proyek Trans-Arabian Pipeline.

8. Iran 1953

Pada awal 1950-an, Mohammad Mossaddegh merupakan perdana menteri Iran yang terpilih secara demokratis. Setelah menjabat, Mossaddegh berupaya untuk mendapatkan kontrol nasional atas ladang minyak di Iran.

Baca Juga: Jelang Akhir Pekan, Harga emas Antam Turun, UBS Naik di Pegadaian Hari Ini Jumat 16 April 2021

Dalam upayanya untuk mengontrol kilang minyak nasional Iran, sang perdana menteri mulai mengaudit Perusahaan Minyak Anglo-Iran (AIOC) yang berasal dari Inggris, hal itu membuat Amerika Serikat was-was. Ketakutan AS adalah, jika Mossaddegh berhasil mendapat kontrol penuh AIOC, dalam waktu dekat Uni Soviet seteru AS pada Perang Dingin dan secara geografis dekat ke Iran akan melakukan pendekatan dan menanamkan pengaruhnya kepada sang perdana menteri.

Atas alasan itu, CIA mulai berencana untuk menggulingkan Mossaddegh, dengan harapan dapat menegaskan kembali kekuatan Shah Mohammad Reza Pahlavi sebagai raja yang kemudian menisbatkan Jenderal Fazlollah Zahedi sebagai pemimpin baru Iran. Gugus tugas gabungan intelijen AS - Inggris mulai aktif melakukan pendanaan ke berbagai kelompok oposisi Mossaddegh di Iran.

Baca Juga: Tips Aman Berkendara Saat Puasa, Begini Cara Kelola Emosi Biar Ibadah Tetap Lancar

Kelompok itu kemudian melakukan sejumlah plot teror yang dirancang untuk melemahkan kepercayaan publik terhadap pemerintahan Mossaddegh. Selain itu, Inggris melalui AIOC turut mengucurkan kocek untuk menyuap sejumlah pejabat Iran yang pro-Barat untuk menerapkan Mossadegh sebagai persona-non-grata.

Kudeta terselubung AS - Inggris 1953 itu berhasil. Sekitar 300 orang pro-Mossadegh meninggal dan ratusan lainnya dipenjara dan dijatuhi hukuman mati oleh mahkamah militer kelompok oposisi.

Raja Pahlavi berhasil memimpin selama 26 tahun, sebelum sentimen anti-AS di Iran muncul. Sentimen itu muncul akibat persepsi negatif warga Iran terhadap keterlibatan AS dalam politik Timur Tengah. Yang akhirnya menghasilkan Revolusi Iran 1979 dan menggulingkan Reza Pahlavi dari pucuk kekuasaan.

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x