Facebook Dituntut Muslim Advocates Akibat Banyaknya Konten Anti-Muslim di Facebook

- 9 April 2021, 11:31 WIB
Mark Zuckerberg dan Facebook
Mark Zuckerberg dan Facebook /Bagus Kurniawan/Annie Spratt/Unsplash

“Perusahaan tidak berhak membesar-besarkan atau salah menggambarkan keamanan suatu produk untuk meningkatkan penjualan,” ujar Bauer.

Julia DeCook, seorang profesor di Loyola University Chicago yang mempelajari ekstremisme online, mengatakan dia tidak terkejut Facebook tidak mengambil pendekatan yang lebih keras terhadap konten tersebut.

Dia mencatat bahwa unggahan yang menyerang cenderung membuat orang setia di media sosial tersbut dan pada akhirnya meningkatkan laba perusahaan.

“Terus terang, ujaran kebencian menguntungkan bagi mereka. Jadi, ini (peraturan) lebih tentang citra perusahaan,” ujar DeCook.

Muslim Advocates telah menemui pemimpin Facebook termasuk Zuckerberg sejak tahun 2013 untuk memberi pemahaman mengenai bahaya konten anti-Muslim yang beredar di platform tersebut.

Namun hingga kini Facebook, Zuckerberg dan jajaran eksekutif dinilai gagal memenuhi janji untuk menindak konten-konten pembenci tersebut.

Muslim Advocates telah melaporkan kepada Facebook bahwa sebuah kelompok milisi, Texas Patriot Network, menggunakan platform tersebut untuk mengorganisir protes bersenjata di sebuah konvensi Muslim di Houston pada tahun 2019.

Facebook membutuhkan waktu 24 jam untuk menghentikan acara tersebut dan hingga kini jaringan Patriot Texas masih aktif di jaringan sosial tersebut.

Mereka juga telah melaporkan unggahan video berisi orang-orang berkumpul di depan sebuah masjid dan berteriak penuh kebencian, mengancam dan memberikan penghinaan terhadap Muslim. Video itu disiarkan langsung di Facebook pada Agustus 2020.

Facebook baru menanggapi dengan menghapus video tersebut beberapa hari kemudian.

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Georgia Public Broadcasting


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah