Rasisme Anti-Muslim Meningkat di Austria, Ketua Partai FPÖ: Al-Quran Lebih Berbahaya daripada Covid-19

- 5 Maret 2021, 12:15 WIB
ilustrasi protes terhadap rasisme.
ilustrasi protes terhadap rasisme. /Maria Oswalt/Unsplash/

PORTAL JOGJA - Rasisme Anti-Muslim di Austria berlipat ganda pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019, terlihat dari retorika dan kampanye anti-muslim berulang yang dilakukan oleh politisi Austria, menurut laporan SOS Mitmensch.

Salah satunya adalah pernyataan Pemimpin Partai Freiheitliche Partei Österreichs, (FPÖ) atau Partai Kebebasan Austria, Obmann Hofer, yang menyebut bahwa Al-Quran bahkan lebih berbahaya daripada virus Covid-19 pada kampanye Juni 2020. “Saya tidak takut dengan Covid-19, Covid-19 tidak berbahaya. Alquran lebih berbahaya teman-teman, dari pada Covid-19,” ujar Hofer. Pernyataan ini sontak memancing protes dari berbagai pihak.

SOS Mitmensch, organisasi nirlaba yang berdiri sejak tahun 1992 mengeluarkan laporan pada 2 Maret 2021 bahwa setidaknya ada lebih dari 90 pernyataan anti muslim yang bersifat rasisme di bidang politik tingkat tinggi di Austria yang terdokumentasikan.

“Retorika dan kampanye anti-Muslim oleh partai politik dan individu mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2020. Padahal ini merupakan faktor penentu persepsi terhadap Muslim oleh publik Austria,” ujar Alexander Pollak, juru bicara SOS Mitmensch dalam sebuah konferensi pers online.

Baca Juga: Sedih, Amanda Manopo Pamit Sementara dari Ikatan Cinta! Rehat Usai Dokter Vonis Idap Penyakit ini
Salah satu faktor yang melatarbelakangi sikap ini adalah adanya pandemi Covid-19 selama tahun 2020. Pandemi ini memancing gelombang agitasi rasis anti-Muslim.

Obmann Hofer menyebarkan kisah penularan Covid-19 yang dibawa imigran Muslim dari Balkan ke Austria dan menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 di Austria setiap hari.

Dalam kampanye Juni 2020, Hofer bahkan menyebutkan bahwa Al Quran bahkan lebih berbahaya daripada virus Covid-19.

Mantan menteri transportasi, inovasi dan teknologi Austria ini juga menuliskan kampanye mengejek penggunaan nama ‘Muhammed’ pada bayi baru lahir dan orang dewasa yang menggunakan nama depan tersebut, dan melabeli mereka sebagai ancaman.

Baca Juga: Haji Bolot, Pelawak dengan Harta ala Sultan: Kalau Tidak Punya Kontrakan, Ya Tidak bisa Makan

Halaman:

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x