Rasisme di Australia, Satu dari Lima Orang Keturunan China Mengalami Kekerasan Selama Tahun 2020

- 3 Maret 2021, 11:34 WIB
ilustrasi rasisme.
ilustrasi rasisme. /Ehimetalor Akhere Unuabona/Unsplash/

PORTAL JOGJA - Ketegangan antar bangsa yang dialami Australia dengan China dianggap sebagai salah satu penyebab adanya kekerasan terhadap keturunan China yang bermukim di Australia.

Setidaknya satu dari lima orang China-Australia diancam atau diserang pada tahun 2020 lalu, menurut survei dari Lowy Institute yang merupakan wadah independen untuk memberi perhatian mengenai isu-isu di Australia.

Memburuknya ketegangan antara Australia dan China serta pandemi Covid-19 yang dianggap berasal dari China, meluas menjadi diskriminasi terhadap komunitas China-Australia.

Hasil penelitian independen dari Lowy Institute ini bertepatan dengan kekhawatiran diplomat senior China mengenai iklim politik dan media yang memburuk di Australia. Ini menyebabkan kecurigaan dari masyarakat.

Baca Juga: Ada Sanksi Bagi Penyebar Hoaks di Twitter! Berikut Penjelasan Lengkapnya

Sebelumnya, The Lowy Institute meluncurkan sebuah proyek Menjadi Orang China di Australia: Opini Publik di Komunitas China, terhadap 1.040 responden survei.

Tujuan proyek ini adalah mengumpulkan data perusahaan setelah laporan media menunjukkan adanya peningkatan pelecehan dan rasisme yang ditujukan pada orang keturunan China ketika wabah Covid-19.

18 persen responden atau sekitar 187 orang yang terdiri dari warga negara Australia, penduduk tetap, dan pemegang visa jangka panjang, menyatakan mereka secara pribadi diancam atau diserang dalam 12 bulan sebelumnya karena menjadi keturunan China.

Sisanya menyatakan tidak mengalami diskriminasi.

Halaman:

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x