Korea Utara Ditengarai Luncurkan 2 Rudal Balistik ke Laut Dekat Jepang, Picu Ketegangan Jelang Olimpiade Tokyo

25 Maret 2021, 14:17 WIB
Ilustrasi rudal balistik yang diluncurkan Korea Utara. /PIXABAY/WikiImage

PORTAL JOGJA - Korea Utara disinyalir meluncurkan dua rudal balistik yang dicurigai mengarah ke laut dekat Jepang pada hari Kamis 25 Maret 2021.

Peluncuran dua rudal balistik ini ditengarai guna memperlihatkan kemajuan teknologi persenjataan dari Korea Utara.

Kejadian ini pun memicu ketegangan menjelang pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2021 sekaligus meningkatkan tekanan pada pemerintahan Presiden Amerika Serikat yang baru, Joe Biden.

Baca Juga: Bukan Orang Kaya? Dilarang Kembali ke Selandia Baru, Harus Bayar Rp44 Juta Jika Ingin Masuk

Tes pelucuran rudal balistik ini dilaporkan oleh pihak berwenang di Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang, dan bertepatan dengan dimulainya estafet obor Olimpiade di Jepang.

Melansir dari Reuters, Negara-negara ini menjadi uji coba rudal balistik pertama oleh Korea Utara dalam hampir setahun ini dan yang pertama dilaporkan di bawah kepempimpinan Presiden AS Joe Biden, yang menjabat pada Januari.

Para analis mengatakan tes rudal balistik dari Korea Utara ini tidak menunjukan jika diplomasi denuklirisasi sudah tak berlaku, tetapi mereka menyoroti ketidaknyamanan mereka pada pemerintahan AS yang baru.

Baca Juga: Obor Olimpiade Tokyo Jadi Pembuktian Bahwa Fukushima Bukan Tempat Pembuangan Limbah Nuklir

"Gudang senjata Pyongyang maju setiap hari, ini menimbulkan ancaman baru dan meningkatkan potensi daya tawarnya, permasalahan ini harus dibicarakan lebih lanjut," ungkap para analisis dilansir dari Reuters.

Vipin Narang, seorang pakar urusan nuklir di Massachusetts Institute of Technology di Amerika Serikat mengatakan bahwa setiap hari yang berlalu tanpa kesepakatan untuk mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan oleh nuklir dan rudal Korea Utara adalah hari yang semakin buruk.

Peluncuran hari Kamis datang hanya beberapa hari setelah Korea Utara menembakkan beberapa rudal jelajah dalam sebuah langkah yang kata Biden tidak provokatif dan "bisnis seperti biasa."

Pemerintahan Biden sedang dalam tahap akhir tinjauan kebijakan Korea Utara, kata para pejabat, dan secara bersamaan telah menandakan garis keras pada hak asasi manusia, denuklirisasi dan sanksi, sambil membuat overture diplomatik yang sejauh ini ditolak oleh Pyongyang.

Ini dapat menjadi kesalahan bagi Washington untuk mengabaikan kemajuan dalam rudal jarak pendek Korea Utara, terutama setelah pemimpin Kim Jong Un menyatakan pada bulan Januari bahwa militernya memiliki teknologi untuk meminimalkan hulu ledak nuklir dan menempatkan mereka pada rudal taktis, kata Markus Garlauskas, sesama senior dengan Dewan Atlantik dan mantan Pejabat Intelijen Nasional AS untuk Korea Utara.

"Mengecilkan uji coba rudal balistik Korea Utara tidak akan membantu diplomasi AS dengan Korea Utara dengan cara apa pun, dan hanya akan mendorong Korea Utara untuk menguji lebih lanjut batas-batas apa yang dapat diterima pemerintahan baru," katanya.

Komando Indo-Pasifik militer Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan mengatakan jika peluncuran rudal itu menyoroti ancaman yang ditimbulkan program senjata terlarang Korea Utara kepada tetangganya dan komunitas internasional.

Komando mengatakan sedang memantau situasi dan berkonsultasi sekutu. Tidak ada komentar resmi dari Gedung Putih atau Departemen Luar Negeri dalam tes tersebut.

Sebagai informasi bagi pembaca, Korea Utara biasanya mengkonfirmasi ujicoba rudal semacam itu yang dikatakan sebagai bagian dari hak berdaulatnya untuk membela diri di media negara sehari kemudian. ***

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler