Update Aktivitas Gunung Merapi : Mulai Dari Perkembangan Kubah Lava, Hingga Pendakian Relawan

- 28 November 2020, 19:44 WIB
Gunung Merapi
Gunung Merapi /Portaljogja.com/Panji Arkananta

PORTAL JOGJA - BPPTKG akhirnya memberikan update terkini hasil pemantauan visual gunung Merapi mulai dari sketsa hingga foto satelite.

Kepala Seksi Gunung Merapi, Agus Budi Santoso, Sabtu 28 Agustus 2020 menjelaskan jika pemantauan visual yang digunakan kini telah menggunakan teknologi yang lebih mutakhir yakni fotogrametri dan penginderaan jarak jauh satelit.

Selain itu, ia juga menyampaikan jika BPPTKG juga menerapkan teknik fotografi dari beberapa stasiun pengamatan dan juga penggunaan drone untuk pengaplikasian pengamatan visual. Hasil dari pengamatan ini digunakan untuk menggantikan metode sketsa untuk mengukur perubahan morfologi.

Baca Juga: Kasus Baru Jawa Tengah Hari Ini 1.118 Kasus, Terbanyak Kedua Sesudah DKI Jakarta

Ada Pembentukan Rekahan di Kawah dan Peningkatan Aktivitas

Agus juga menyampaikan jika hasil analisis foto satelite terbaru yang diperoleh oleh BPPTKG yang menunjukkan adanya rekahan di kawah Gunung Merapi.

"Pada akhir-akhir ini terjadi pembentukan crack atau rekahan di kawah atau kubah lava yang terbentuk pascaerupsi 2010 dan 2018. Kemudian kini Gunung Merapi juga menunjukkan aktivitas guguran yang intensif," katanya.

Perkembangan rekahan dan aktivitas guguran tersebut, lanjutnya, menunjukkan bahwa magma sudah sangat dekat dengan permukaan, sehingga kini hanya perlu menunggu kapan magma akan membentuk kubah dipermukaan.

Baca Juga: Gara-Gara Pelakor, Gunawan Dwi Cahyo Ogah Temani Okie Agustina

Misi Pendakian Gunung Merapi oleh Relawan

Selain perkembangan kubah lava, Agus juga menyoroti tentang misi pendakian Gunung Merapi yang dilakukan oleh relawan dalam rangka mitigasi.

kejadian ini cukup viral di media sosial akhir-akhir ini, pasalnya pendaki yang bersangkutan menggunggah misi mitigasi yang dilakukannya ke media sosial miliknya dan memicu berbagai komentar dari warganet.

Terkait hal ini, Agus menegaskan jika misi pendakian untuk mitigasi kini sudah tidak diperlukan. Pasalnya metode visual yang dimiliki BPPTKG kini telah cukup memadai untuk keperluan analisis perkembangan kubah lava dan pemantauan morfologi.

Baca Juga: Ultah Ke-92, Persija Dapat 2 Kado Terindah Sekaligus

"Misi pendakian ke puncak kini sudah tidak diperlukan lagi. Kejadian kemarin saat ada rekan kita yang naik ke puncak, itu tidak bisa dibenarkan karena dapat membahayakan diri sendiri," ungkapnya.

Hal ini diperkuat dengan kejadian pada Minggu 22 November 2020, saat terjadi guguran dinding kawah di Lava 1954 yang disebut kejadian luar biasa karena volume yang runtuk cukup besar dan merubah morfologi puncak Gunung Merapi. ***

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x