Netizen Indonesia Paling Tidak Sopan se-Asia Tenggara, Apa Komentar Fahri Hamzah

- 25 Februari 2021, 15:08 WIB
Fahri Hamzah
Fahri Hamzah //FaceBook/ Fahri Hamzah

PORTAL JOGJA - Sebuah survei yang dilakukn Microsoft terhadap perilaku netizen. Hasilnya cukup mengejutkan. Salah satunya tingkat kesopanan netizen atau pengguna internet, Indonesia menempati urutan bawah.

Survei dari Digital Civility Index 2020 yang dibuat oleh perusahaan teknologi Microsoft menyebutkan netizen di Indonesia paling tidak sopan se-Asia Tenggara.

Digital Civility Index (DCI) adalah survei tahunan dari Microsoft yang ditujukan untuk "mempromosikan interaksi online yang lebih aman, lebih sehat, dan lebih saling menghormati di antara semua orang".

Baca Juga: Anne Hathaway Ternyata Bukan Aktris Pilihan Pertama dalam Film 'The Devil Wears Prada' Tapi Pilihan Ke-9

Survei yang dilakukan Microsoft dengan cara menanyakan ribuan responden usia dewasa dan remaja dari 16 responden dari berbagai negara tentang keterpaparan mereka terhadap 21 risiko online yang berbeda dalam empat kategori: Perilaku, seksual, reputasi, dan pribadi/mengganggu.

Diberlakukan skor dari 0 sampai 100, di mana makin rendah skor berarti paparan risiko online makin rendah, sehingga tingkat kesopanan di internet negara itu disimpulkan makin tinggi.

Hasil penelitian secara global, Belanda menjadi negara dengan netizen paling sopan alias urutan pertama. Sementara di Asia Tenggara dan juga di Asia secara umum, Singapura berada di posisi teratas dan keempat secara global.

Baca Juga: Komnas Perlindungan Anak Anggap Permintaan Tes DNA Pada Anak Daus Mini Adalah Kekerasan dan Tidak Relevan

Indonesia menempati ranking ke-29 dari 32 negara yang diteliti Microsoft sehingga posisinya terbawah di Asia Tenggara, menurun 8 poin dengan skor 76.

"Studi tahunan kesopanan digital ini penting untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong interaksi positif secara online," sebut Liz Thomas selaku Regional Digital Safety Lead, Asia-Pacific, Microsoft.

Risiko netizen yang dimaksud termasuk paparan kabar hoax, ujaran kebencian, penipuan atau diskriminasi yang dialami di dunia maya. Kabar baiknya selama masa pandemi, 26% responden global menyatakan kesopanan online lebih baik karena netizen ingin membantu satu sama lain.

Baca Juga: Bank Indonesia Berikan Jamu Manis untuk Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional

Namun risiko hoax dan penipuan disebut meningkat 3%, ujaran kebencian naik 4% dan diskriminasi naik 5%. Di India, responden melaporkan paparan ujaran kebencian naik dua kali lipat sejak tahun 2016.

Risiko terbesar netizen Indonesia adalah hoax dan penipuan yang naik 13%, ujaran kebencian naik 5%, namun diskriminasi turun 2%. Empat dari 10 responden menilai kesopanan lebih baik selama pandemi. Namun hampir 5 dari 10 orang mengaku terlibat dalam bullying dan 19% responden mengaku sebagai target.

Hal ini tentu menjadi ironi, menengok rata-rata kecepatan internet di Indonesia menduduki peringkat 42 dari 46 negara lain. Hal itu merupakan data Ookla pada Desember 2019.

Baca Juga: 7 Gaya Hidup J.Lo alias Jennifer Lopez untuk Tubuh Sehat dan Ideal

Rata-rata kecepatan internet kabel di Indonesia adalah 15,5 Mbps, sementara rata-rata kecepatan internet kabel dunia sebesar 54,3 Mbps.

Sedangkan kecepatan internet seluler Indonesia tercatat sekitar 10,5 Mbps. Sementara rata-rata kecepatan internet selular dunia ada di angka 25,1 Mbps

Wakil Ketua Partai Gelora Fahri Hamzah turut mengomentari soal itu. Koneksi internet Indonesia yang lemot masih kalah dibandingkan negara lainnamun, netizen dalam negeri malah paling tidak sopan.

Baca Juga: Rekomendasi Menu Makan Sehat untuk Seminggu: Jangan Lewatkan Sarapan!

"Serem amat yak," cuit Fahri Hamzah melalui akun twitternya, Kamis, 25 Februari 2021.

Cuitan ini pun ramai dikomentari netizen. Banyak yang menanykan dan mengira netizen Indonesia tidak sopan dalam menggunakan internet karena adanya buzzer.***

 

Editor: Bagus Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x