Singapore Airshow 2022: China, India, dan Turki Mulai Lirik Pasar Dirgantara di Asia Tenggara, Indonesia?

18 Februari 2022, 09:53 WIB
Rencana pembangunan jet tempur Hurjet yang luar biasa /defenceturkey.com

PORTAL JOGJA - Kawasan wilayah Asia Tenggara merupakan kawasan regional yang penting saat ini sebagai [enhubungan wilayah Pasifik dan Samudera Hindia.

Ada banyak negara yang berada di kawasan regional ini seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, Laos dan lain-lain.

Apalagi kawasan Laut China Selatan (LCS) menjadi kawasan terpenting bagi beberapa negara seperti China dan Filipina, Thailand, Vietnam dan sebagainya.

Maka tak mengherankan bila kawasan Laut China Selatan ini juga masih jadi ajang konflik internasional termasuk dengan Amerika Serikat (AS).

AS tidak ingin China membangun pangkalan militer besar di kawasan Laut China Selatan. Itu yang adi salah satu penyebabnya.

Baca Juga: Singapore Airshow 2022: Malaysia Timbang-timbang Mau Pilih Jet Tempur Mana Buatan India, Turki, Korea Selatan

Belajar dari hal itu maka tak mengherankan kalau kawasan Asia Tenggara banyak dilirik oleh banyak negara

Pada Singapore Airshow di Changi Dingapura yang akan berakhir hari ini, Jumat 18 Februari 2022 ada 37 negara yang jadi peserta ajang pameran 2 tahunan ini.

Singapore Airshow 2022 merupakan acara besar yang menyatukan berbagai delegasi dan perusahaan dari seluruh sektor sipil, pertahanan atau militer, dan industri luar angkasa.

Acara Singapore Airshow 2022 akan berakhir hari ini 18 Februari ini untuk memberi kesempatan berbagai perusahaan untuk memamerkan produknya

Negara China misalnya membawa banyak jenis pesawat militer. Ini sebagai bentuk unjuk kebolehan dalam teknologi kedirgantaraan.

Mereka mengakui bahwa dirgantara Singapore Airshow merupakan pameran internasional pertama di tahun 2022.

Baca Juga: Menag Yaqut Akui Indonesia Belum Terima Undangan Arab Saudi Terkait Ibadah Haji

Bagi China, ajang dirgantara Singapore Airshow adalah momen untuk membuka pasar di Asia Tenggara dan dunia.

China memamerkan pesawat tempur JF-17, pesawat latih L-15, helikopter tempur Z-10, dan pesawat nirawak Wing Loong.

"Ini ajang pameran komprehensif internasional pertama pada 2022 bagi kami," kata Aviation Industry Corporation of China (AVIC) dalam pernyataan tertulis seperti dikutip media setempat yang dikutip Antara pada Kamis, 17 Februari 2022.

Satu di antara yang dipamerkan adalah pesawat tempur seri JF-17 dengan kursi ganda.

Baca Juga: Emas Pegadaian18 Februari 2022: Antam dn UBS Kompak Naik, Cej harga di sini

Produk utama dari AVIC adalah model pesawat latih untuk berbagai keperluan.

Pengamat penerbangan militer China, Fu Qianshao, optimistis Singapore Airshow menjadi jendela bagi China untuk menuju pasar di Asia Tenggara dan dunia.

Fu mengatakan, negara-negara di Asia Tenggara masih membutuhkan piranti keras militer meski tidak ada risiko terhadap konflik yang membutuhkan alat-alat militer.

Piranti keras militer bisa menjadi cermin dalam membangun kemampuan pertahan nasional masing-masing.

Fu menilai, China masih menilai sia Tengara adalah pasar potensial.

Diakui Fu, banyak negara menunjukkan minatnya membeli pesawat, terutama pesawat latih dari China.

Ada banyak hal menarik selama acara Singapore Airshow 2022 digelar. Salah satunya China memamerkan pesawat militer hingga pesawat jet tempur buatan Turki dan India.

LCA Tejas India ikut menampilkan kemampuannya di Singapore Airshow 2022.

India berharap untuk pesawat Tejas yang dikembangkan oleh Hindustan Aerospace Ltd (HAL).

Pesawat India, Tejas merupakan pesawat terbaik untuk RMAF dan keuntungan untuk mendapatkan kontrak dari Malaysia untuk pengadaan 18 pesawat senilai RM4 miliar.

Kemenangan Tejas dalam tender FLIT/LCA Malaysia sangat penting bagi India karena menandai pesawat tempur buatan lokal pertama yang berhasil diekspor ke luar negeri.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 23 Sudah Dibuka, Begini Cara Ikut Seleksinya

Dari Turki menampilkan pesawat Hurjet Ini bisa menjadi pesaing utama Tejas untuk tender pesawat FLIT/LCA TUDM, dibandingkan dengan pesawat lain yang juga memiliki kemampuan yang sama.

Turki rupanya mulai melirik pasar Asia Tenggara selain masih lain seperti di kawasan ia Barat, Asia Timur, Timur Tengah hingga Afrika.

Namun menurut Defence Security Asia, mungkin karena militer Malaysia memiliki hubungan dekat dengan industri pertahanan Turki dan telah menggunakan beberapa produknya.

Bagi Malaysia, masuknya India dalam bdang aerospace bisa jadi pilihan lain selain Turki yang telah menjalin hubungan sebelumnya.

Di samping itu Industri Korea Selatan yang pantas menjadi pesaing utama bagi India di kawasan Asia selain China.

Korea Aerospace Industries (KAI) memiliki pesawat FA-50 produksi dalam negeri dan memiliki KF-21 Boramae yang sedang memasuki tahap akhir.

KF-21 Boramae adalah pesawat tempur hasil kerja sama antara Indonesia dengan Korea Selatan.

Malaysia dikabarkan juga melirik KF-21 Boramae sebagai pesawat baru yang akan menjaga keamanan negaranya

Di sisi lain Korea Selatan dan Indonesia telah melakukan kerjasama dalam membangun pesawat tempur KF-21 Borame.

Indonesia dan Korsel sudah jelas akan menatap masa depan yang cerah dengan KF-21 Boramae.

Jet tempur KF-21 Boramae saat ini sedang dalam perampungan dan dikabarkan akan terbang mengudara untuk pertama kalinya pada bulan Juni tahun ini.

Baca Juga: Update Kode Redeem FF 18 Februari 2022, Garena Free Fire, Rebut Hadiah Keren dan Manerik

Penerbangan perdana dari jet tempur KF-21 Boramae akan menjadi sorotan internasional.

Selain itu bahwa Hurjet Turki yang masih dalam tahap pengembangan, sementara KF-21 Boramae sedang dalam tahap akhir.

Pesawat FLIT/LCA Hurjet milik turki masih berupa pesawat prototipe dan belum melakukan penerbangan perdananya.

Hurjet akan membutuhkan beberapa tahun lagi sebelum pesawat tersebut dilantik ke dalam layanan Angkatan Udara Turki meskipun mempunyai kabar bahwa tahun ini akan melakukan uji coba.

Selain KF-21 Boramae, pesawat T50/FA-50 milik Korea Selatan telah mencapai kesuksesan yang mengesankan di pasar ekspor.

Jet tempur KF-21 Boramae yang merupakan generasi 4, 5 buatan Indonesia dan Korea selatan diharapkan melakukan penerbangan perdananya 2 bulan lagi.

Itu merupakan indikasi yang jelas tentang kemampuan Negara tersebut dalam bidang kedirgantaraan dengan bukti KF-21 Boramae yang akan terbang perdana.

Di negara-negara regional dengan negara-negara seperti Thailand, Indonesia, Filipina, dan Korea Selatan memiliki sekitar 60 FA-50 untuk digunakan oleh Angkatan Udara masing masing negaranya.

Meski begitu, Turkish Aerospace Industries (TAI atau Tusas) bekerja keras untuk memenangkan hati pemerintah Malaysia untuk memilih Hurjet sebagai pesawat FLIT/LCA pilihannya.

India berharap bisa menggaet Malaysia. Namun Malayasi diketahui sudah lama menjalin kerjasama dengan Turki di bidang UAV.

Karena memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas tentang Unmanned Aerial Vehicle yang biasa disingkat UAV atau sering disebut sebagai drone.

Dengan pengalaman dan pengetahuan tentang UAV, produk seperti TAI Anka dan Bayraktar TB yang battle-proven dan efektif maka Malaysia akan lebih cocok dengan Turki dalam hal ini.

Karena dikuatkan juga dengan teknologi Turki dalam UAV/UCAV sudah tersertifikasi.

Namun dalam hal pengembangan dan pembuatan jet tempur, Turki belum mencapai level seperti Korea Selatan.

Pesawat tempur atau pesawat militer mana yang bakal dan cocok dipakai untuk negara kawasan regional di Asia Tenggar.

Dari China, Korea Selatan, India, Turki atau negara lain seperti AS, Inggris, Perancis dan Rusia . ***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler