Fans Man United Unggah Cuitan Rasis Terhadap Pemain Tottenham asal Korsel, ada Peningkatan Kasus Serupa

- 3 Mei 2021, 13:27 WIB
ilustrasi unggahan-unggahan di media sosial yang bernada pelecehan dapat membuat kesehatan mental seseorang memburuk/Chirstopher Ott/Unsplash
ilustrasi unggahan-unggahan di media sosial yang bernada pelecehan dapat membuat kesehatan mental seseorang memburuk/Chirstopher Ott/Unsplash /

PORTAL JOGJA - Enam fans Manchester United akhirnya diberikan sanksi, menyusul cuitan mereka yang diunggah di media sosial yang bernada rasis kepada pemain sayap Tottenham Hotspur asal Korea Selatan, Heung-Min Son.

Manchester United sendiri telah menganalisa adanya 350 persen peningkatan insiden penyalahgunaan media sosial sejak September 2019 hingga kini yang dilakukan fans mereka.

Heung-Min Son membuat marah penggemar ketika dia terlibat dalam keputusan VAR(video assistant referee) yang akhirnya menganulir gol dari Edinson Cavani pada pertandingan antara Manchester United dan Tottenham Hotspur yang berlangsung pada 11 April 2021.

Baca Juga: Laga Manchester United vs Liverpool Ditunda Karena Stadion Old Trafford Diserbu Suporter

Hal ini menyebabkan Setan Merah, sebutan bagi Manchester United kehilangan satu kesempatan untuk membuat gol.

Di sisi lain, setelah itu Son berhasil memecahkan kebuntuan pertandingan dengan gol pertamanya bagi Tottenham Hotspur dan mengungguli MU.

Pelecehan rasis secara online terjadi setelah pertandingan berlangsung, meskipun MU akhirnya memenangkan pertandingan dengan 3-1.

“Satu lagi pertandingan dan lebih banyak pelecehan rasial yang lebih menjijikkan, diderita oleh salah satu pemain kami,” ujar pernyataan manajemen Tottenham Hotspur.

“Hal ini telah lagi dilaporkan ke platform(Twitter) dan kami sekarang akan melakukan peninjauan penuh bersama Liga Premier, untuk menentukan tindakan paling efektif untuk bergerak maju. Kami mendukung Anda, Sonny,” dukung manajemen kepada Heung-Min Son.

Twitter menyatakan bahwa mereka telah menghapus banyak unggahan karena konten mereka yang menyinggung masalah rasial dan terus menyelidiki masalah tersebut.

“Tidak ada ruang untuk pelecehan rasis di Twitter dan kami bertekad dalam komitmen kami untuk memastikan percakapan sepak bola di layanan kami aman untuk para penggemar, pemain dan semua orang yang terlibat dalam permainan,” ujar juru bicara Twitter seperti ditulis Sky Sport News dan dikutip Portaljogja.com.

“Saat kami mengidentifikasi akun yang melanggar salah satu Peraturan Twitter, kami mengambil tindakan penegakan hukum. Kami telah terlibat secara proaktif dan terus berkolaborasi dengan mitra kami yang berharga di sepak bola untuk mengidentifikasi cara mengatasi masalah ini secara kolektif dan akan terus memainkan peran kami dalam mengekang perilaku yang tidak dapat diterima, - baik online maupun offline,” ujarnya.

Manchester United juga memberikan sanksi kepada enam fans yang terlibat dalam ujaran rasialis tersebut.

Klub sepak bola ternama di Inggris ini bahkan menyatakan telah menemukan adanya 350 persen peningkatan jumlah insiden di media sosial yang berkaitan dengan ujaran kebencian sejak September 2019.

Ada 86 persen unggahan bernada rasis dan delapan persen bernada homofobik atau transfobik. Pada bulan Januari 2021 saja tercatat ada 400 unggahan pelecehan.

Unggahan bernada pelecehan ini tidak hanya ditujukan kepada pemain klub, tapi juga ditujukan kepada sesama penggemar.

“Kami telah secara aktif berkampanye melawan diskriminasi selama beberapa waktu melalui inisiatif All Red, All Equal kami. Tingkat dukungan dari para penggemar kami sangat menggembirakan. Namun angka-angka menunjukkan bahwa meskipun demikian, tingkat pelecehan yang diterima para pemain dan penggemar kami terus meningkat,” ujar Richard Arnold, Direktur Pelaksana MU.

Klub sepak bola Chelsea juga tidak lepas dari unggahan bernada pelecehan dari penggemarnya. Akibatnya klub Inggris tersebut mengeluarkan larangan selama 10 tahun kepada seorang penggemar atas unggahannya yang bernada antisemit atau anti Yahudi di media sosial.

“Semua orang di Chelsea bangga menjadi bagian dari klub yang beragam. Para pemain, staf, penggemar, dan pengunjung klub kami berasal dari berbagai latar belakang, termasuk komunitas Yahudi, dan kami ingin memastikan setiap orang merasa aman, dihargai, dan dilibatkan. Kami tidak akan mentolerir perilaku apa pun dari pendukung yang mengancam tujuan itu,” ujar penyataan resmi klub Chelsea.

Chelsea juga memerikan sanksi kepada pelaku setelah adanya proses pengadilan pada bulan Februari 2021 dan investigasi internal klub.

"Secara lebih luas, kami jelas bahwa tidak ada tempat dalam permainan kami, atau masyarakat kami, untuk rasisme, antisemitisme, homofobia, seksisme, atau segala bentuk diskriminasi. Sebagai klub, kami akan terus mengambil tindakan terhadap individu atau kelompok yang memproduksi atau menyebarkan postingan media sosial yang bertentangan dengan nilai-nilai ini,” lanjut klub yang memberikan sanksi menyusul kesimpulan dari proses pengadilan pada bulan Februari dan investigasi internal klub selanjutnya.***

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Sky Sports


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x