Gunung Semeru di Lumajang Luncurkan Awan Panas Guguran Lagi, 6 Desa Terdampak

- 2 Februari 2021, 22:10 WIB
Gunung Semeru.
Gunung Semeru. /pixabay.com/Astama81

PORTAL JOGJA - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Jawa Timur kembali meluncurkan awan panas guguran pada Selasa 2 Februari 2021 sore.

Awan panas guguran Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) dengan jarak luncur sejauh 2 kilometer dari lidah lava.

Sebanyak 6 desa di Kabupaten Lumajangterdampak hujan abu vulkanik Gunung Semeru.

Baca Juga: BPPTKG Bantah Kabar Adanya Kubah Lava Baru di Lereng Gunung Merapi

Baca Juga: BPPTKG: Pasca Erupsi 27 Januari, Potensi Lava Pijar dan Awan Panas Merapi Masih Tinggi

"Memang benar telah terjadi awan panas guguran satu kali di Gunung Semeru pagi tadi," kata Kepala Subbidang Mitigasi Gunung api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Nia Haerani dikutip Portal Jogja dari Antara.

Berdasarkan pengamatan pos pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur Lumajang pada Selasa periode 06.00-12.00 WIB tercatat 18 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 11-22 mm dengan lama gempa 75-150 detik dan satu kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 22 mm dengan lama gempa 575 detik.

Sedangkan untuk periode pukul 12.00-18.00 WIB, aktivitas Gunung Semeru tercatat gempa letusan sebanyak 18 kali dengan amplitudo 15-23 mm dengan lama gempa 55-210 detik, kemudian gempa hembusan sebanyak dua kali dengan amplitudo 7-8 mm, dan terekam adanya lahar dingin sebanyak satu kali.

Baca Juga: Bareskrim Gelar Perkara dengan PPATK Terkait Kasus 92 Rekening FPI

"Status Gunung Semeru masih dalam level II atau waspada, sehingga PVMBG memberikan beberapa rekomendasi kepada warga masyarakat terkait dengan peningkatan aktivitas gunung itu," katanya.

Ia mengimbau masyarakat tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.

"Serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi itu akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," katanya.

Baca Juga: Mulai dari Andin, Al, Nino Hingga Kiki, Ini Profil dan Biodata Lengkap Pemain Sinetron Ikatan Cinta

Nia juga mengimbau masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi dan perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuki Kobokan.

"Masyarakat juga diminta mewaspadai ancaman lahar dingin di sepanjang daerah aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk," ujarnya.

Secara terpisah Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo di Lumajang engatakan ada 6 desa terdampak erupsi Gunung Semeru.

Baca Juga: Papan Penanda Ikonik Hollywood Diubah Menjadi Hollyboob, Enam Orang Ditangkap Polisi

"Hari ini hujan abu vulkanik mengguyur enam desa di dua kecamatan yakni Kecamatan Candipuro dan Pasrujambe," kata Wawan Hadi Siswoyo.

Pada Selasa pukul 06.36 WIB telah terjadi awan panas guguran Gunung Semeru dengan jarak luncur sekitar 2 kilometer dari lidah lava, sehigga menimbulkan kepulan asap putih kehitam-hitaman membubung tinggi mengarah ke utara.

"Enam desa yang terdampak abu vulkanik Gunung Semeru yakni Desa Tambahrejo, Desa Tumpeng, Desa Kelapa Sawit, Desa Penanggal, dan Desa Sumbermujur di Kecamatan Candipuro, sedangkan satunya di Desa Pasrujambe di Kecamatan Pasrujambe," tuturnya.

Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Terapkan Hukuman Berat Bagi Pelanggar Protokol Covid-19

Ia mengatakan guyuran hujan abu vulkanik sesuai arah angin dan terpantau dengan intensitas tipis hingga sedang selama dua jam di enam desa tersebut.

"Kami sudah menyiapkan ribuan masker untuk mengantisipasi hujan abu vulkanik Gunung Semeru, sehingga bisa didistribusikan sewaktu-waktu saat hujan abu vulkanik turun," katanya.

Sementara salah seorang warga Desa Tambahrejo, Solikan mengatakan hujan abu sedang mengguyur desanya sekitar satu hingga dua jam saja, kemudian hujan turun menyebabkan hujan abu sudah tidak terlihat lagi.

Baca Juga: Polisi China Bongkar Jaringan Pembuat dan Pengedar Vaksin Covid-19 Palsu, Ada yang Sudah Dijual ke Negara Lain

"Abu vulkanik menempel di sepeda motor saya saat diparkir di halaman Kantor Desa Tambahrejo, namun setelah hujan turun maka tidak ada lagi guyuran abu vulkanik," katanya.***

 

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah