BPPTKG Bantah Kabar Adanya Kubah Lava Baru di Lereng Gunung Merapi

- 2 Februari 2021, 18:03 WIB
BPPTKG sebut gundukan warna hitam tersebut bukan kabah lava baru Gunung Merapi.
BPPTKG sebut gundukan warna hitam tersebut bukan kabah lava baru Gunung Merapi. /- Foto : Instagram @bpptkg/

PORTAL JOGJA -  Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida membantah kabar yang menyebutkan adanya kubah lava baru di lereng Gunung Merapi.

"Berdasarkan hasil observasi, material tersebut terlihat tidak berpijar, tidak teramati adanya asap di material tersebut, serta tidak terdapat rekahan di sekeliling material,” ungkap Hanik Humaida dalam keterangannya.

“Kami simpulkan material tersebut adalah material vulkanik yang terbawa oleh aliran awan panas guguran," sambung Hanik.

Baca Juga: 10 Juta Bahan Baku Vaksin Mendarat Lagi, Siap Diolah Untuk Vaksinasi 181,5 juta Masyarakat Indonesia.

Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi aktivitas Gunung Merapi dari sumber yang terpercaya. Informasi aktivitas Gunung Merapi dapat diakses melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, radio komunikasi maupun media sosial BPPTKG.  

Sebelumnya, Hanik Humaida juga menyebutkan, pasca luncuran awan panas guguran pada 27 Januari 2021 lalu, pertumbuhan kubah lava Gunung Merapi hingga saat ini masih terjadi. Hanya saja pertumbuhannya relatif kecil.

"Pertumbuhan kubah lava kemarin sekitar 5.000 meter kubik per hari. Ini di bawah rata-rata Merapi, karena rata-rata Merapi 20.000 meter kubik per hari," kata Hanik Humaida.

Baca Juga: Gantian Mahfud MD, Namanya Ikut Disebut Merestui Moeldoko Kudeta Demokrat dari AHY,

Menurut Hanik, lava pijar masih terjadi, namun potensi bahayanya kecil. Arah guguran ke arah selatan dan barat daya, yakni Kali Boyong, Krasak, Putih, dan Bebeng dengan jarak potensi 5 kilometer.

Menurut Hanik ancaman letusan eksplosif sudah menurun, karena Merapi sudah kembali pada fase erupsi normal seperti ciri khas sebelumnya, yakni tumbuh kubah lava kemudian ada lava pijar, dan kemudian muncul awan panas.

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: BPPTKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x