Kepala Badan Geologi Sebut Erupsi Gunung Merapi Kembali Ke Tipe Asli

- 28 Januari 2021, 18:12 WIB
Gunung Merapi setelah rentetan awan panas guguran Rabu 27 Januari 2021.
Gunung Merapi setelah rentetan awan panas guguran Rabu 27 Januari 2021. /- Foto : Portal Jogja/Siti Baruni/

PORTAL JOGJA - Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono mengatakan, tahun 2021 ini Gunung Merapi kembali ke tipe aslinya. Tipe erupsi Gunung Merapi ini menurut Eko merupakan tipe yang istimewa, sehingga diabadikan menjadi salah satu tipe erupsi gunung api.

Tiper erupsi Merapi ditandai dengan pertumbuhan kubah lava yang disertai dengan guguran lava dan awanpanas guguran. Sejak erupsi pertama pada 4 Januari 2021 lalu, Gunung Merapi telah memuntahkan awan panas gugurn sebanyak 95 kali dengan jarak terjauh 3 Km.

Dalam siran pers-nya hari ini Kamis 28 Januari 2021, Eko Budi Lelono menyebutkan, erupsi pertama pada 4 Januari berupa erupsi efusif yang ditandai dengan munculnya api diam di sekitar Lava 1997.

Baca Juga: Kasus Covid Jawa Barat Tak Terkendali? Kasus Baru dan Kasus Meninggal Hari Ini Paling Banyak

Eko juga menyebutkan rentetan awan panas guguran mengalami peningkatan frekuensi signifikan pada Rabu 27 Januari 2021 dengan 53 awan panas guguran mengarah ke Barat Daya atau di huku Kali Krasak dan Kali Gendol.

“Hujan abu sempat terjadi di beberapa tempat, namun hal tersebut wajar karena material halus hasil erupsi dapat terbawa oleh angin,” ungkapnya.

Menurut Eko, setelah rentetan awan panas hari Rabu 27 Januari 2021 kemarin, aktivitas Gunung Merapi hari ini masih didominasi oleh awan panas guguran dan guguran lava. “Data kegempaan masih menunjukkan aktivitas guguran, sedangkan data deformasi dari metode EDM terhitung masih cukup landau,” jelasnya.

Baca Juga: Buka-bukan dr Tirta, Mulai Vaksin Bukan Debus Hingga Cerita Bupati Sleman yang Positif Covid-19

Eko mengingatkan, masyarakat agar waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat curah hujan yang masih terjadi di Indonesia. “Terutama di sungai-sungai yang berhulu di Merapi yang bisa terjadi lahar akibat dipicu oleh curah hujan di puncak,” pesannya.***

Editor: Siti Baruni

Sumber: BPPTKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah