Laut China Selatan Memanas, Amerika Kirim Pesawat Mata-mata Militer, Apa Reaksi China?

- 12 Desember 2020, 15:41 WIB
gambar ilustrasi, Ilustrasi pesawat tempur F-18 milik AS yang akan dibeli Indonesia oleh Menhan Prabowo
gambar ilustrasi, Ilustrasi pesawat tempur F-18 milik AS yang akan dibeli Indonesia oleh Menhan Prabowo /Kendalku/Pixabay

Dalam akun Twitternya, lembaga itu menyebutkan pesawat mata-mata AS terbang di wilayah timur China pada 10 Desember 2020.

"Sebelumnya pada bulan Agustus, sebuah (pesawat,red) U-2 pernah terbang ke zona larangan terbang yang sebelumnya dideklarasikan, di mana PLA melakukan latihan militer tembakan langsung," kata lembaga itu dalam cuitannya.

Mengutip Express, pesawat Lockheed U-2 yang juga dikenal sebagai 'Dragon Lady', telah dioperasikan oleh Angkatan Udara AS selama 65 tahun. Pesawat terbang pertama kali pada tahun 1955.

Baca Juga: Bukit Panguk Kediwung, Tawarkan Pesona Pemandangan Negeri Di Atas Awan

Meski usianya sudah lama, pesawat U-2 memiliki desain modular, yang berarti dapat dilengkapi dengan teknologi baru untuk memastikannya dapat menjalankan misi modern.

Pihak produsen Lockheed mengatakan pesawat U-2 memiliki peran 'intelijen, pengawasan, dan pengintaian' dan dapat beroperasi di ketinggian hingga 70.000 kaki.

Pada bulan Oktober, South China Sea Probing Initiative mengatakan bahwa AS mengirim antara tiga hingga lima pesawat militer ke Laut China Selatan setiap hari.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan China terkait pengiriman pesawat mata-mata milik AS tersebut.

Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Tak Ingin Masyarakat Terjebak Dikotomi Vaksin China dan Amerika

Hubungan AS dan China diketahui semakin memburuk sepanjang tahun 2020. Kedua negara berselisih mulai dari perang dagang, teknologi, Laut China Selatan hingga pandemi virus corona.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran-rakyat.com)

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah