Menteri BUMN Erick Thohir Tak Ingin Masyarakat Terjebak Dikotomi Vaksin China dan Amerika

- 12 Desember 2020, 12:55 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir.* /ANTARA/Adam Bariq
Menteri BUMN Erick Thohir.* /ANTARA/Adam Bariq /

PORTAL JOGJA - Sejak masuknya jutaan vaksin dari China ke Indonesia dan akan segera masuk lagi vaksin-vaksin berikutnya sebagai bagian dari penanganan Covid-19 di Tanah Air, sejumlah perdebatan muncul terkait vaksin tersebut. Menteri BUMN Erick Thohir pun meminta masyarakat tak terjebak dikotomi vaksin China dan vaksin Amerika.

Sebagaimana dilansir Antara, Erick Thohir yang juga Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi (KPCPEN) mengungkapkan semua vaksin yang telah masuk data WHO telah melewati uji klinis dan datang ke Indonesia dengan penilaian baik.

Baca Juga: Ini Kata Quraish Shihab, Ayah Najwa Shihab Soal Mati Syahid

"Jadi jangan terjebak ini vaksin China, vaksin Amerika, dan sebagainya. Semua vaksin yang sudah masuk ke dalam data WHO dan juga sudah melalui uji klinis semua vaksin sudah dinilai baik. Jadi jangan terjebak dalam arti 'apa-apa'," ujar Erick Thohir dalam seminar daring di Jakarta, Sabtu, 12 Desember 2020.

Menurutnya, sesuai dengan Perpres 99 Tahun 2020 jelas domain tertinggi vaksinasi ada di Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Karena itu Kemenkes sudah memutuskan jenis-jenis vaksin yang bisa diadakan untuk tahap awal.

Sesuai dengan keputusan surat dari Menteri Kesehatan, Indonesia menggunakan vaksin dari Amerika, China, Arab, dan sebagainya, yang terpenting adalah vaksinasi ini diyakini bisa menekan penularan dan jumlah kematian di Indonesia. Ini yang paling penting.

Baca Juga: Harga Emas Pegadaian di Akhir Pekan Hari Ini, Sabtu 12 Desember 2020 - Antam, Batik, Retro dan UBS

"Kami ingin kembali perekonomian nasional bergairah pada tahun 2021 dan kita yakini dengan data-data dari lembaga internasional seperti ADB bahwa Indonesia diproyeksikan tumbuh 5 persen," kata dia.

"Momentum ini yang harus ditunggangi, karena itu vaksin yang 1,2 juta dosis sudah datang dan tinggal menunggu BPOM," tutur dia. Vaksin Sinovac sendiri sudah uji klinis III di Bandung dan BPOM serta MUI terlibat.

Tinggal untuk disuntikkan, kata dia, di Indonesia perlu penggunaan izin darurat atau emergency use authority di mana salah satunya melihat hasil uji klinis yang ada di Brazil dan negara-negara lain yang berhasil, di tambah hasil uji klinis III di Bandung.

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah