Muhammadiyah dan NU Serukan Rusia dengan Ukraina Lakukan Gencatan Senjata Segera Berunding

7 Maret 2022, 11:56 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir MSi. /(dok. pribadi)

PORTAL JOGJA – Dua organisasi masyarakat (ormas) terbesar di Indonesia yakni Muhammadiyah dan NU terkait situasi internasional konflik Rusia-Ukraina.

Baik Muhammadiyah dan NU menyerukan agar kedua belah pihah melakukan gencatan senjata untuk menghentikan peperangan dan berunding.

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah minta masyarakat, khususnya umat Islam, tidak terpengaruh provokasi pihak yang berperang Rusia dan Ukrainan. Keduanya melakukan propaganda dan berusaha mencari dukungan politik internasional.

”Peperangan Rusia-Ukraina bukanlah karena masalah agama. Karena itu, masyarakat dan umat Islam, hendaknyatetap menjaga kerukunan dan persatuan,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir dalam rilisnya kepada media.

Baca Juga: Awal Puasa, Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 1443 H Jatuh pada 2 April 2022

Ia juga berharap masyarakat tidak menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Pada pernyataannya Haedar menyatakan sangat prihatin dengan peperangan Rusia-Ukraina. Peperangan tidak hanya menimbulkan kerusakan fasilitas publik namun korban luka-luka dan jiwa. Sebagian korban adalah masyarakat sipil. Peperangan bukanlah jalan keluar menyelesaikan masalah.

”Kami mendesak kedua belah pihak untuk dapat melakukan gencatan senjata dan mencoba mencari solusi damai melalui meja perundingan,” tandas Haedar.

Baca Juga: Info Stok Darah UDD PMI di DIY Hari Ini Senin 7 Maret 2022: UDD PMI Bantul Golongan Darah AB Kosong

Dewan Keamanan PBB hendaknya melakukan langkah-langkah untuk segera mengakhiri peperangan.

Perang berkepanjangan bakal menimbulkan masalah yang kompleks secara ekonomi, politik, kemanusiaan, perdamaian global, dan masalah-masalah lainnya.

”Muhammadiyah memberikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia yang telah membuat seruan agar pertempuran berakhir. Kami juga berharap Pemerintah lebih proaktif membantu penyelesaian konflik tersebut,” kata Haedar.

Ia menekankan di era tatanan dunia baru yang menjunjung demokrasi dan perdamaian, semestinya hubungan antarnegara dan bangsa lebih adil, saling menghormati. Selain itu, menjauhkan tindakan hegemoni dalam bentuk apapun. Pasalnya, semua negara dan bangsa di muka bumi memiliki kesetaraan.

Baca Juga: Rangkuman Rusia Invasi ke Ukraina, PBB Catat 360 Warga Sipil Tewas, Kamp Militer dan Bandara Sipil Hancur

Sementara itu Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf juga meminta agar adanya genjatan senjata antara Rusia dengan Ukraina, karena dampak perang yang ditimbulkan cukup besar.

"Kami sudah janji pertemuan dengan Duta Besar Ukraina, Rusia, soal perang yang sekarang sedang berlangsung. Saya sampaikan ke duta besar yang sudah berkunjung ke kantor, kami serukan genjatan senjata," katanya saat berkunjung ke Kantor NU Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Minggu malam.

NU sebagai organisasi masyarakat turut serta memberikan kontribusi dalam mewujudkan perdamaian dunia.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 7 Maret 2022, Andin dan Aldebaran Kritis, Papa Surya dan Mama Sarah Emosi Sama Nino

Menurut dia, adanya masalah antara Ukraina dengan Rusia juga diharapkan bisa diselesaikan dengan duduk bersama.

"Semua perbedaan pertentangan dibicarakan secara damai," ujarnya.

Terjadinya gencatan senjata antara Rusia dengan Ukraina juga berimbas pada Indonesia misalnya, dari sisi tenaga kerja. ***

 

 

 

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler