Kata Luhut Pandjaitan: Ada 9 Wilayah Berpotensi Terjadinya Gempa di Indonesia Tahun 2021, Mana Saja?

5 Maret 2021, 05:25 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. /Instagram.com/@luhut.pandjaitan

PORTAL JOGJA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi resmi pemerintah Indonesia terus berupaya memetakan berbagai bencara di Indonesia.

BMKG mencatat sejumlah gempat ada mengalami peningkatan di beberapa wilayah Indonesia baik di Pulau Sumatera, selatan Pulau Jawa, Bali Nusa Tenggara Timur hingga kepulauan Sulawesi dan Maluku.

Baca Juga: 5 Hal Yang Perlu Anda Ketahui Tentang B117, Varian Virus Corona Baru yang Telah Masuk Indonesia

Oleh karena itu Indonesia sering disebut wilayah rawan bencana terutama gempa bumi dan tsunami. Salah wilayah yang mengalami peningkatan antara lain Bengulu hingga Lampung serta Pulangu Enggano, Nias dan sebagainya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan ada sembilan wilayah potensi gempa bumi yang perlu diwaspadai pada tahun 2021.

Dari 9 wilayah yang rawan gempa itu termasuk Selat Sunda-Banten, Lembang, Jawa Barat dan Aceh.

Baca Juga: Interpol Temukan Ratusan vaksin Covid-19 Palsu di Afrika Selatan, Melibatkan Jaringan Global

Luhut B. Pandjaitan dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) 2021 di Jakarta, Kamis, ke sembilan wilayah yang dimaksud yaitu Mentawai, Bengkulu-Lampung, Selat Sunda-Banten, Selatan Bali, Sulawesi Utara-Laut Maluku, Aceh, Sorong, Matano dan Lembang.

"Ini harus kita waspadai oleh semua," kata Luhut dikutip Portaljogja.com dari Antara, Kamis 4 Maret 2021.

Luhut menjelaskan analisa mengenai sembilan wilayah tersebut dilakukan berdasarkan data potensi zona aktif, seismic gap dan hubungan frekuensi gempa dan magnitudonya.

Baca Juga: Survei Unicef: Bansos Rumah Tanga Dihentikan, 2 Juta Anak di Indonesia Ternacam Miskin

"Ini kapan terjadi? Kita tidak tahu, tapi akan terjadi. Bisa saja 10, 20, 30 atau 50 tahun lagi akan terjadi tapi kapan saja itu bisa terjadi," papar Luhut.

"Misalkan lempengan Lembang itu, itu sudah banyak yang cerita kepada kita, memberikan briefing betapa itu juga bisa bahaya karena pergeseran itu. Padahal itu melewati kota Bandung," kata Luhut mengingatkan.

Ia juga mengingatkan kewaspadaan terhadap gempa bumi dan tsunami perlu ditingkatkan. Pasalnya gempa bumi dapat terjadi kapan pun tanpa bisa diprediksi.

Baca Juga: Malam Jum’at Kliwon, Gunung Merapi 3 Kali Muntahkan Awan Panas Guguran

"Kita sudah mengalami berkali-kali, yang besar itu di Aceh, Banten, Palu. Sudah banyak yang kita lihat. Kalau kita tidak belajar dari situ lagi, saya ndak ngerti lagi," kata Luhut.

Pemerintah sendiri telah membuat sistem mitigasi gempa bumi dan tsunami sebagai implementasi Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2019 tentang Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami (InaTEWS).

"Saya mohon teman-teman pimpinan daerah, gubernur, bupati, wali kota, sampai kepada yang terbawah, tolong dilihat ini isi Perpres ini," katanya.

Baca Juga: Seorang Remaja Tewas dalam Unjuk Rasa Anti Kudeta di Myanmar, Tulisan di Kaosnya Menggema di Media Sosial

Luhut juga menekankan perlunya sinergi yang lebih intensif antara pemerintah pusat, baik kementerian/lembaga dengan pemerintah daerah untuk mengimplementasikan Perpres tersebut.

"Presiden juga sudah memberikan arahan untuk mewujudkan sinergi yang lebih intensif pemerintah pusat dengan seluruh kementerian lembaga. Ini yang penting karena pengalaman saya kelemahan kita di republik ini adalah koordinasi atau sinergi dalam bekerja," pungkas Luhut.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler