Jumputan Tahunan Mulai Menggeliat

8 Juli 2020, 14:53 WIB
Jumputan Tahunan /Bagus Kurniawan/Siti Baruni

PORTAL JOGJA - Menjelang masa normal baru, sentra kerajinan jumputan di Kelurahan Tahunan Umbulharjo Yogyakarta mulai menggeliat. Tuliswati, salah satu pengusaha jumputan dari Kampung Batikan Tahunan mengatakan, sejak akhir Juni lalu pesanan jumputan telah mulai masuk.

“Semoga ke depan berangsur normal dan bisa lebih ramai lagi,” katanya pada portaljoga.

Tuliswati yang memiliki 10 karyawan tetap dan karyawan lepas ini mengaku usahanya benar-benar terdampak pandemic Covid-19. Padahal biasanya omzet rata-rata per bulan mencapai Rp 10 juta.

Baca Juga: Seorang Residivis di Kulon Progo Ditangkap Usai Bobol Toko Optik

“Pada bulanApril itu bahkan tidak ada pesanan sama sekali,” kata perempuan yang akrab disapa mBak Lis ini.

Tak hanya merosotnya pesanan kain jumputan. Jadwal pelatihan menjahit dan jumputan yang sudah teragenda pun mengalami penundaan. Meski begitu ia bersikukuh tidak memberhentikan karyawannya.

“Kasihan, mereka juga butuh pekerjaan,” terangnya.

Baca Juga: Bingung Isi LKPM di Kulon Progo? Datang Saja ke Mal Pelayanan Publik

Demi tetap bisa menggaji karyawannya, Tuliswati pun harus memutar otak agar tetap ada pemasukan. Salah satunya adalah membuat masker kain batik dan jumputan.

“Alhamdulillah, masker kain kami banyak peminatnya,” ungkapnya penuh syukur. Dalam sehari, rata-rata ia mampu memproduksi 50 lembar masker kain bermotif jumputan. Produksinya bahkan diminati pelanggan-pelanggan dari luar kota seperti Bandung, Jakarta, Jember hingga Banyuwangi.

Terobosan lain yang ia lakukan untuk bertahan adalah berkarya membuat batik lukis di ruang workshop dan showroom Dea Modis yang ia kelola di Jalan Soga Batikan. Motif kontemporer yang ia buat cukup mendapat respon positif dari pelanggannya. Upaya promosi di media sosial pun terus ia lakukan.

Baca Juga: Bingung Isi LKPM di Kulon Progo? Datang Saja ke Mal Pelayanan Publik

Yang unik, selama masa pandemi Tuliswati justru menggeluti usaha baru, yaitu menjadi reseller beberapa produk makanan. Awalnya, ia hanya menjual keripik pisang buatan salah satu UKM di Yogyakarta. Belakangan, kawan-kawannya yang memproduksi snack juga ikut menitip barang untuk dijualkan.

“Ada kerupuk, ada kue dolar,” katanya sambil mengatakan kendati untungnya tak seberapa namun kegiatan tersebut mendatangkan kepuasan bagi dirinya.

“Banyak bertemu dengan pembeli-pembeli yang ternyata bisa jadi tempat saya menimba banyak ilmu,” ujarnya sambil tersenyum.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca DIY 8 Juli 2020

Kini, Tuliswati tengah mengerjakan pesanan dari salah satu sekolah di Yogyakarta. Ia berharap situasi segera kembali pulih seperti sediakala. (*)

Editor: Bagus Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler