Melihat Potret Kerukunan Beragama di Tanjung Jabung Barat Jambi

- 6 April 2023, 04:15 WIB
 Empat rumah ibadah saling berdekatan di Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.
Empat rumah ibadah saling berdekatan di Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. /kemenag.go.id /

PORTAL JOGJA- Tanjung Jabung Barat atau disebut Bumi Serengkuh Dayung Serentak Ke Tujuan adalah nama salah kabupaten di Provinsi Jambi.

Jarak antara ibu kota provinsi dengan Ibu Kota Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Kuala Tungkal) sekitar 3,5 - 4 jam perjalanan darat. Luas wilayahnya 5.009,82 km² dengan populasi 323.240 jiwa, berdasarkan data 2021.

Daerah ini, terdapat fakta potret keberagaman dan kerukunan antarumat beragama. Mereka hidup harmonis dan saling rukun. Bahkan, di Desa Sungai Nibung, Kecamatan Tungkal Ilir, tidak jauh dari Kantor Kementerian Agama Tanjung Jabung Barat, terdapat beberapa tempat ibadah berlainan agama (Masjid, Gereja, Vihara, Klenteng).

Ada juga Pondok Pesantren Albaqiyatush Shalihat dan Riyadusshalihin yang saling berdekatan. Desa Sungai Nibung pun telah dicanangkan sebagai Desa Kerukunan Umat Beragama tingkat Provinsi Jambi.

Baca Juga: Menggali Hikmah Ramadan dari Pohon Kolang Kaling 

Selain itu, di Kelurahan Tebing Tinggi, Kecamatan Tebing Tinggi, juga terdapat Kampung Pancasila. Nama Pancasila mencerminkan kebinekaragaman masyarakat di sana, baik agama dan suku, namun tetap satu, Indonesia.

Kerukunan di wilayah ini tentu tidak lepas dari peran Kementerian Agama Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam menyemai penguatan Moderasi Beragama. Melalui Seksi Bimas Islam dan Kantor Urusan Agama Kecamatan, jajaran Kementerian Agama di sana terus berupaya menguatkan ‘paham keagamaan yang moderat’, tidak hanya untuk ASN saja namun juga kepada masyarakat. Hal itu antara lain dilakukan dengan mengoptimalkan peran Penyuluh Agama, PNS maupun Non PNS, di wilayah kerjanya masing-masing.

Keberadaan Desa Sadar Kerukunan dan Kampung Pancasila adalah fakta akan hasil kerja keras dan sinergi Kemenag dengan masyarakat dalam merawat keguyuban. Sehingga kawasan ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menjalin kerukunan dan toleransi antarumat beragama.

Nilai dan praktik toleransi antar umat beragama (paham moderasi beragama) di kawasan ini seakan tumbuh natural (alamiyah). Sebab, nilai-nilai tersebut tumbuh atas kesadaran masyarakat (bottom up), bukan semata karena kebijakan (top down). Kesadaran masyarakat yang berpadu dengan kinerja penyuluh mampu menggerakan mereka untuk terus merajut dan merawat kehidupan yang rukun dan saling menghargai.***

Editor: Chandra Adi N

Sumber: kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x