Mitos dan Mistis Gunung Merapi yang Masih Dipercaya Sampai Sekarang

- 7 Maret 2023, 05:22 WIB
 Pemandangan Gunung Merapi yang eksotis dan mistis dilihat dari Cangkringan, Sleman, D.I. Yogyakarta.
Pemandangan Gunung Merapi yang eksotis dan mistis dilihat dari Cangkringan, Sleman, D.I. Yogyakarta. /FB /@Luhur Budi Wibowo /

PORTAL JOGJA- Gunung Merapi yang dikenal paling aktif ini terletak di Pulau Jawa bagian tengah. Tepatnya berada di 4 wilayah kabupaten sekaligus yaitu Magelang, Sleman, Klaten dan Boyolali.

Tidak hanya dikenal dengan keindahan alam dan tragedi letusannya saja. Gunung Merapi juga menyimpan banyak cerita mitos dan mistis yang hingga kini masih dipercaya kebenarannya.

Seperti dikutip dari buku “Mitos Merapi dan Kearifan Ekologi: Menguak Bahasa Mitos Dalam Kehidupan Masyarakat Jawa Pegunungan” karya Wisnu Minsarwati yang diterbitkan pada 2002 berikut ini:

“Orang Jawa yang tinggal di lereng Gunung Merapi agaknya tidak bisa mengungkapkan pengalaman mereka dengan bahasa teknis yang lugas seperti istilah fertilitas tanah kaitannya dengan abu vulkanik letusan Gunung Merapi. Akan tetapi secara masuk akal mereka memiliki pengetahuan fertilitas itu yang disediakan dari mitos dan ritual adat, seperti mitos tentang terjadinya letusan Gunung yang menurut anggapan mereka selalu dihubungkan dengan keberadaan keraton dan laut selatan serta pengetahuan tradisional yang berdasarkan pada sasmita, wangsit, dan mimpi.”

Menurut cerita dari kitab-kitab Jawa, Gunung Merapi awalnya bernama Jamurdipa dan terletak di Laut Selatan Jawa. Gunung indah ini menjulang tinggi, dijaga oleh sepasang kakak beradik pengrajin keris.

Baca Juga: 5 Karya Seni Unik di Bali yang Harus Kamu Bawa Pulang ke Rumah 

Melihat Pulau Jawa yang nyaris tenggelam karena lebih condong ke arah barat. Para dewa berniat memindahkan satu gunung ke tengah-tengah sebagai penyeimbang. Gunung Jamurdipa ini yang dipilih karena letaknya tidak seberapa jauh.

Sayangnya saat itu, kedua pengrajin keris belum merampungkan pekerjaannya. Mereka meminta sedikit waktu, namun para dewa menolak dan segera memindahkan gunung ke lokasi Merapi saat ini.

Sepasang pengrajin keris itu mengancam, jika mereka dipindahkan paksa dengan kondisi perapian yang masih menyala, maka kelak akan terjadi petaka abadi. Benar saja, magma di dalam Merapi hingga kini tidak henti-hentinya memanas. Hanya menunggu waktu saja untuk meletus dan mengalir ke luar.

 Tidak hanya legenda asal-usul terbentuknya gunung berapi tersebut. Beberapa tempat juga masih diyakini masyarakat setempat dan para pendaki sebagai tempat yang memiliki suasana mistis dan angker :

Pasar Bubrah

Tempat angker yang paling terkenal di Gunung Merapi adalah Pasar Bubrah. Pasar ini merupakan sebuah punggung bukit yang tepat berada di bawah kawah Merapi. Keadaan di lokasi ini cukup datar dan didominasi dengan batuan sisa letusan terdahulu. Di lokasi ini juga tidak terdapat pepohonan tinggi besar. Jaraknya yang hanya satu kilometer sebelum kawah puncak Merapi, sehingga membuat Pasar Bubrah menjadi lokasi favorit untuk beristirahat.

Banyak pendaki yang mendirikan tenda di sini untuk bermalam dan menunggu matahari terbit keesokan harinya. Nah, ketika malam hari itulah para pendaki biasanya mendengar suara riuh di lokasi tersebut. Di bawah puncak Gunung Merapi ada daerah batuan dan pasir yang dikenal dengan nama Pasar Bubrah.

Masyarakat setempat dan pendaki yang pernah ke sana percaya bahwa tempat itu sangat angker. Banyak orang meyakini lokasi itu sebagai pasar besar Keraton Merapi. Pada batu besar yang berserakan di daerah itu, dianggap sebagai warung dan meja kursi milik roh dan makhluk halus. Ketika para pendaki mencapai kawasan ini, mereka akan dihimbau untuk menjaga kata dan perilaku.

Bunker Kaliadem

Kisah misteri Gunung Merapi dialami seorang wisatawan yang mengikuti lava tour di hari Minggu. Perlahan rombongan wisata menghampiri bunker yang memiliki tangga menurun ke arah pintu.

Salah satu peserta lava tour turun dan menengok situasi di dalam bunker yang memang gelap. Setelah pintu besi bunker yang berat didorong, terlihat satu ruangan lapang seukuran ruang kelas di dalam bunker. Bentuk ruangannya setengah lingkaran dengan bekas lahar panas yang telah membatu di tengah bunker.

Satu-satunya sumber penerangan hanyalah cahaya dari pintu masuk bunker. Beberapa saat kemudian, peserta tersebut, segera beranjak keluar dari bunker. Tiba-tiba ada suara menangis dari bunker yang ia tinggalkan itu. 

Puncak Garuda

Cerita misteri Gunung Merapi yang satu ini cukup membingungkan. Pasalnya, salah satu puncak Gunung Merapi, yaitu Puncak Garuda sebenarnya sudah hancur dan hilang karena erupsi hebat 2010 silam. Tetapi masih ada pendaki yang bisa naik dan berfoto di puncak tersebut, sebelum akhirnya si pendaki tewas terjatuh dan terpelanting berkali-kali ke dalam jurang kawah yang terjal mencapai sekitar 200 meter.

Pendaki tersebut bernama Eri Yunanto, mahasiswa semester VI Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Sewaktu diambil gambar dari kejauhan, ia tidak sadar sedang menginjak batu puncak apa? Saat jasad Eri dievakuasi pun tak terlihat lagi puncak tersebut.

Gunung Wutoh

Gunung Wutoh adalah salah satu spot angker yang ada di Gunung Merapi. Gunung kecil tersebut dipercaya sebagai sebuah pintu gerbang menuju tempat yang tidak terlihat oleh kasat mata, Keraton Merapi. Dan konon, Gunung Wutoh ini dijaga oleh makhluk yang tidak terlihat oleh mata biasa.

Adalah Nyai Gadung Melati yang merupakan makhluk halus yang menjaga pintu gerbang Keraton Merapi di Gunung Wutoh tersebut. Sosok perempuan ini konon sering menampakan diri ke para pendaki dan masyarakat sekitar.

Jika tengah menampakan diri, Nyai Gadung Merapi mengenakan pakaian berwarna hijau daun melati. Keyakinan yang sudah melekat di masyarakat setempat jika ada yang bermimpi soal perempuan ini, besoknya pasti Gunung Merapi erupsi.

Keraton Merapi

Telah disinggung secara mistis bahwa Gunung Merapi dikuasai oleh kerajaan gaib yang sering disebut sebagai Keraton Merapi. Keraton Merapi yang dihuni dan dikendalikan oleh bangsa jin ini. Dikenal memiliki hubungan yang erat dengan Keraton Mataram pada masa lampau. Bahkan ada cerita yang mengatakan jika Keraton Merapi membantu Kerajaan Mataram untuk mengalahkan Kerajaan Pajang dengan cara menewaskan pasukan Kerajaan pajang lewat letusannya.

Keraton Merapi memiliki banyak tokoh abdi dalem terkenal yang namanya sudah tidak asing lagi ditelinga penduduk sekitar Merapi :

Eyang Merapi, merupakan seorang raja alias pemimpin dari para makhluk gaib yang mendiami Keraton Merapi.

Eyang Sapu Jagad, merupakan penunggu Kawah Merapi dan menjadi pengambil keputusan apakah Merapi akan meletus atau tidak. Eyang Sapu Jagad memiliki dua orang panglima yang bernama Kyai Grinjing Wesi dan Kyai Grinjing Kawat.

Baca Juga: Jelang Ramadan, Ketersediaan Ikan Konsumsi di Sleman Mencukupi

Eyang Megantara, merupakan salah satu tokoh pemuka yang tinggal di Puncak Merapi. Tugasnya adalah untuk mengendalikan cuaca dan mengawasi daerah sekitar Merapi.

Nyi Gadung Melati, merupakan pimpinan para pasukan wanita Keraton Merapi. Selain bertugas menjaga pintu gerbang Keraton Merapi, juga menjaga kesuburan tanaman serta menjaga binatang ternak di sekitar Gunung Merapi.

Eyang Antaboga, merupakan abdi dalem Keraton Merapi yang ditugaskan untuk menjaga keseimbangan gunung agar tidak sampai tenggelam ke dalam bumi. 

Kyai Petruk, abdi dalem Keraton Merapi yang bertanggung jawab terhadap keselamatan penduduk Merapi. Ia ditugaskan untuk memberi tahu warga ketika akan terjadi letusan sehingga mereka dapat menyelamatkan diri.

Kyai Sapu Angin, merupakan salah satu pimpinan roh halus yang bertugas untuk mengatur arah angin.

Kyai Wola-Wali, merupakan salah satu tokoh yang tinggal di dalam Keraton Merapi. Tugasnya adalah untuk menjaga dan membersihkan teras Keraton Merapi.

Kartadimejo, merupakan selain sebagai komandan pasukan, juga bertugas untuk menjaga ternak dan satwa yang ada di gunung. Ia juga sering memberikan informasi mengenai waktu terjadinya letusan kepada para penduduk di sekitar Gunung Merapi.

Selain itu, ada hutan yang dianggap angker yaitu Hutan Patuk Alap-Alap, Gamelan, Bingungan, Pijen, dan Blumbang. Hutan tersebut digunakan sebagai tempat penggembalaan ternak milik Keraton Merapi. Beberapa jenis binatang keramat dipercaya tinggal di hutan sekeliling Gunung Merapi tersebut. Terkadang para pendaki mendengar derap kaki kuda yang tengah berlari tetapi tidak ada wujud kudanya.***

Editor: Chandra Adi N

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x