6 Falsafah Jawa yang Jadi Pegangan Presiden Kedua Indonesia HM Soeharto

- 15 Oktober 2021, 06:15 WIB
. Museum dan Monumen Tetenger Jenderal Besar HM Soeharto di Kemusuk, Sedayu Bantul. 6 Falsafah Jawa yang Jadi Pegangan Presiden Kedua RI HM Soeharto,
. Museum dan Monumen Tetenger Jenderal Besar HM Soeharto di Kemusuk, Sedayu Bantul. 6 Falsafah Jawa yang Jadi Pegangan Presiden Kedua RI HM Soeharto, /Visitingjogja.com

Karena itu tidak heran Soeharto menggenggam falsafah kalau hidup harus selalu selaras dengan alam.

Makanya tidak heran di masa kepemimpinan Soeharto, kebijakan yang diunggulkan adalah ketahanan pangan.

Ketika itu banyak dibangun bendungan-bendungan untuk irigasi, kemudian bagaimana pertanian maju supaya bisa swasembada pangan.

Yang paling terpenting lagi, untuk mencapai kesuksesan beliau sebagai presiden selama 32 tahun, itu mempunyai prinsip serta falsafah Jawa yang dijadikan pedoman kehidupan.

Baca Juga: Ramalan Weton Sukses dan Kaya Raya di Usia Tua, Masa Kecil Susah, Menderita dari Primbon Jawa

Selain olah kebatinan Soeharto sangat kuat, beliau juga sangat kuat menjunjung dan merawat adat serta tradisi Jawa.

Apa saja prinsip falsafah Jawa yang selalu dijunjung presiden Soeharto? Berikut bocor Mbah Yadi:

1. Ojo gumunan, ojo kagetan, ojo dumeh

Inilah falsafah Jawa yang dijunjung Seoharto. Pertama, orang itu jangan sampai merasa heran, kagetan dan jangan mentang-mentang atau ojo dumeh.

Inti dari ajaran Jawa kuno ini adalah mendidik kita agar menjadi sabar, tenang, dan menjadi tidak sombong dalam kehidupan sehari-hari.

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah