Mengenal Tradisi Bulan Ruwah, Mulai dari Ngapem Hingga Nyadran

- 17 Maret 2021, 10:55 WIB
Nyekar atau tabur bunga ke makam leluhur adalah salah satu tradisi yang biasa dilakukan saat Bulan Ruwah.
Nyekar atau tabur bunga ke makam leluhur adalah salah satu tradisi yang biasa dilakukan saat Bulan Ruwah. /- Foto : Portal Jogja/Siti Baruni/

PORTAL JOGJA - Dalam kalender Hijriah, bulan sebelum bulan Ramadan adalah bulan Sya’ban. Namun dalam kalender Jawa, bulan sebelum Ramadan atau bulan puasa disebut Sasi (bulan) Ruwah.  

Pada bulan Ruwah, masyarakat Jawa sering menyelenggarakan tradisi ruwahan. Tradisi ruwahan merupakan tradisi mengirimkan doa kepada  arwah para leluhur. Karenanya, bulan Ruwah sering juga disebut bulan Arwah.

Tradisi ruwahan bisa dikatakan sebagai wujud akulturasi budaya yang dipengaruhi tradisi agama Hindu dan Budha, namun masih dilestarikan dan mengalami perubahan seiring perkembangan Agama Islam.

Tradisi ruwahan memiliki penyebutan lain, yaitu nyadran. Tiap-tiap daerah memiliki penamaan sendiri. Ada yang menyebut ruwahan, ada pula yang menyebut nyadran. 

Baca Juga: Daftar 4 Bandara yang Bakal Layani Tes GeNose Mulai 1 April 2021, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Medan

Baca Juga: Komisi Fatwa MUI mengeluarkan fatwa, vaksinasi tak batalkan puasa, Pemerintah diimba vaksinanasi malam hari

Biasanya sebelum ruwahan atau nyadran dilaksanakan, masyarakat akan bergotongroyong membersihkan makam keluarga atau leluhur mereka. Setelah pembersihan makam, barulah tradisi nyadran digelar dengan umbul doa atau kenduri di kompleks makam.

Warga akan membawa makanan, bisa menggunakan besek bambu, tampah atau bakul, tergantung kebiasaan dan kesepakatan masing-masing desa. Usai berdoa bersama, biasanya makanan akan dinikmati.

Ada yang kemudian dikumpulkan dan kemudian dibagikan, ada juga yang dibawa pulang kembali dan dinikmati bersama keluarga.

Setelah tradisi nyadran dilakukan, masing-masing keluarga biasanya melakukan ziarah ke makam leluhur keluarga mereka. Dalam istilah Jawa, tradisi ini disebut ngintun atau ngirim yang maknanya adalah kirim atau berkirim doa untuk para leluhur.

Halaman:

Editor: Siti Baruni


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah