Menggali Hikmah Ramadan dari Pohon Kolang Kaling

6 April 2023, 04:02 WIB
Pohon aren atau pohon kolang kaling yang sedang berbuah lebat /

PORTAL JOGJA- Kolang kaling berasal dari buah pohon aren atau kawung (arengan pinnata). Berwarna putih, berbentuk pipih seukuran ibu jari orang dewasa, dan telah menjadi makanan khas di bulan Ramadan.

Kolang kaling dijadikan kolak atau lebih sering dicampur dengan es batu dan sirup, jadilah ia menu takjil yang sangat enak.

Pohon aren atau pohon kolang kaling oleh kebanyakan orang, hanya dianggap sebatas tanaman liar yang banyak tumbuh di lereng gunung atau di pinggir-pinggir sungai di antara pepohonan yang rindang.

Walaupun dianggap sebelah mata, pohon kolang kaling memberikan khidmat kemanfaatan yang luar biasa. Semua bagian pohon bermanfaat bagi kehidupan makhluk lain, khususnya manusia. Pohon ini tidak merasa terganggu jika bagian dari tubuhnya dimanfaatkan oleh makhluk di sekelilingnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Terima Dubes UEA, Akan Hadiri World Climate Action

Hampir seluruh bagian pohon ini dapat dimanfaatkan menjadi berbagai produk yang mempunyai nilai jual dan bernilai ekonomi, mulai dari bagian akar, batang, ijuk, buah, daun, dan juga bunganya.

Tidak hanya itu, peran dan fungsinya terhadap lingkungan hidup, sangat mendukung kelestarian sumber daya alam, pohon ini memberikan nilai ekonomi yang tak ternilai besarnya karena berfungsi sebagai tanaman konservasi yang sangat efektif dalam penanggulangan degradasi lahan dan reboisasi.

Sumbangsih tanaman perkebunan yang satu ini terhadap kelestarian lingkungan sudah tidak diragukan lagi. Maka dari itu sangat cocok digunakan sebagai tanaman dalam upaya pelestarian lahan, air dan lingkungan tumbuh lainnya. Hal ini dikarenakan kolang kaling dapat tumbuh dengan baik pada berbagai ekosistem dan toleran pada pertanaman campuran. Kolang kaling memiliki perakaran dan tajuk yang lebat, tidak memerlukan pemeliharaan yang intensif, sehingga cocok digunakan pada lahan marginal.

Sungguh tak ternilai manfaat yang dihasilkan oleh sebatang pohon kolang kaling. Semua bagian tubuhnya mempunyai nilai ekonomi dan memberikan manfaat bagi manusia serta lingkungan sekitarnya.

Memperhatikan filosofi pohon kolang kaling dan azas manfaat yang dihasilkannya. Memberikan gambaran dan ajakan yang sangat tepat agar manusia bisa belajar dan memaknai hidup seperti pohon aren. Artinya dalam menjalani hidup tidak membuat dan menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan dalam bentuk apa pun. Akan tetapi sebaliknya harus mampu menjaga dan memberikan kelestarian dan kemanfaatan terhadap lingkungan.

Bercermin pada batang pohon kolang kaling yang tumbuh tegap menjulang tinggi, maka pohon kolang kaling dapat dijadikan sebagai simbol jiwa yang kuat, kokoh, beradab dan kaya akan manfaat. Maksud Kuat, kokoh dan beradab disini adalah mampu mengayomi masyarakat kecil yang lemah atau yang kurang beruntung di wilayah sekitarnya dan bukan sebaliknya, mentang-mentang kuat dan berkuasa maka semena-mena untuk menindas sesama atau menghimpit dan menekan masyarakat yang lemah. Kaya akan manfaat disimbolkan dengan mempunyai penghasilan yang banyak alias kaya akan tetapi tidak kikir dan pelit karena apa yang dia miliki digunakan untuk bisa memberi manfaat positif bagi yang membutuhkannya.

Satu hal yang paling menarik adalah sebatang pohon kolang kaling tidak pernah marah ketika orang mengambil bagian tubuhnya untuk dimanfaatkan dalam keberlangsungan hidup orang tersebut. Hal ini melambangkan dan mengajarkan manusia agar tidak protes jika telah bekerja keras, namun hasil kerja keras tersebut dimanfaatkan oleh orang yang lebih membutuhkan.

Filosofi pohon kolang kaling, menggambarkan bahwa sesungguhnya pohon kolang kaling merupakan pohon terkaya dibandingkan dengan pohon lainnya, akan tetapi kehidupannya mencerminkan kesederhanaan, ia masih tetap sabar walau ijuknya diambil, buahnya dipetik, daun tuanya ditebas, ternyata hal ini tidak membuatnya menjadi miskin dan menderita.

Pohon kolang kaling ini menghasilkan buah, buahnya menghasilkan biji yang biasa kita sebut kolang kaling dan menghasilkan multifungsi. Ibarat seorang yang bekerja, bagaimana agar hidup dapat memberikan dampak positif terhadap anak buah, atasan dan orang lain di sekelilingnya. Seorang pimpinan jangan mempermasalahkan posisi atau jabatannya, tapi tunjukkanlah hal yang memberikan pengaruh, motivasi dan inspirasi kepada bawahan dan orang lain.

 Baca Juga: 22 Pemain Timnas Wanita Terpilih Untuk Kualifikasi Olimpiade Paris 2024

Kolang kaling juga adalah sahabat yang tidak bisa disakiti, jika menyakitinya, ia akan membalas dengan sangat menyakitkan. Pada saat mengupas kulitnya, jika tidak berhati-hati, getahnya dapat terkena tangan, saat itulah ia akan menyerang balik. Getah kolang-kaling bisa menimbulkan gatal-gatal luar biasa, susah mencari penawarnya. Jika getah itu menetes di satu bagian tubuh dan digaruk, ia akan menyebar ke bagian tubuh lain, bahkan bisa ke seluruh tubuh.

Pada bulan Ramadan, kolang kaling yang awalnya dianggap sebelah mata itu, kini sering disandingkan dengan buah kurma, buah yang melekat kuat dalam sejarah Islam. Kolang kaling yang awalnya dianggap buah pinggiran tak berarti, bersanding dengan buah bersejarah dalam kehidupan Nabi Muhammad Saw.

Kolang kaling dan kurma disandingkan menjadi makanan pembuka dalam takjil berbuka puasa. Kolang kaling dan kurma memang punya beberapa kemiripan, keduanya merupakan jenis buah-buahan dari pohon yang tipologi dan karakternya hampir sama.

Uniknya, kolang kaling dan kurma tampak berhubungan dekat justru karena perbedaannya, misalnya saja kolang kaling berwarna putih, sedangkan kurma coklat kehitam-hitaman, kolang kaling merupakan biji yang dapat dimakan, sementara biji kurma dibuang.

 Sebuah pesan tersembunyi yang ingin ditunjukan tentang misi rahmatan lil alamin. Islam adalah agama yang memberi ruang terbuka untuk mempertemukan berbagai kemungkinan, bukan cuma soal pertemuan kultur, tapi juga karakteristik alam, ras, warna kulit dan lain-lain. Kolang kaling dan kurma, sebagai jenis buah dari alam yang berbeda, dipertemukan pada sebuah meja untuk menyambut berbuka puasa.***

Editor: Chandra Adi N

Sumber: pks-jaksel.id

Tags

Terkini

Terpopuler