Menelisik Langgar Merdeka di Kota Solo yang Dulu Bekas Toko Ganja

25 Maret 2023, 04:16 WIB
Langgar Merdeka di Kota Solo, Jawa Tengah. Musala yang dulunya toko ganja. /surakarta.go.id /

PORTAL JOGJA- Mendengar kata langgar yang terbayang tentu sebuah tempat peribadatan kecil yang ditujukkan bagi kaum muslim. Langgar yang dalam Bahasa Indonesia disebut dengan musala ternyata tidak selalu dibangun dari hamparan tanah kosong.

Seperti Langgar Merdeka yang berada di Jalan Dr. Radjiman No. 565, Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, ini ternyata dibalik bangunan yang klasik terdapat sejarah unik yang menarik untuk ditelisik.

Jauh sebelum disebut dengan Langgar Merdeka, mulanya bangunan yang berdiri pada tanah seluas 179 meter persegi ini adalah sebuah toko milik warga keturunan Tionghoa yang diperkirakan berdiri pada 1877.

Baca Juga: Masuki Ramadan, Hotel di Jogja Tawarkan Paket Bukber di Bawah 100 Ribu

Hal ini dapat dilihat pada salah satu dinding di luar bangunan yang bertulisan “7-7.1877” yang menunjuk pada waktu di mana bangunan ini pertama kali berpijak yaitu 7 Juli 1877.

Sebelum digunakan sebagai tempat ibadah, bangunan ini digunakan sebagai toko yang menjual candu sebagai pengobatan. Menariknya, salah satu jenis candu yang dijual yaitu ganja. Artinya, bangunan yang kini dikenal sebagai salah satu destinasi wisata religi ini dulunya juga pernah menjadi bagian dari tumbuhnya industri candu di Kota Solo.

Seiring berkembangnya waktu, toko ini lambat laun mengalami penurunan pendapatan dan akhirnya gulung tikar. Hingga akhirnya toko ini kemudian dibeli oleh H. Imam Mashadi.

Di tangan H. Imam Mashadi, bangunan ini tak lagi diperuntukkan sebagai toko ganja namun direnovasi menjadi sebuah langgar yang mulai dibangun pada 1942 dan selesai 1946.

Selesai renovasi, bangunan tersebut kemudian diresmikan oleh Menteri Sosial Indonesia pertama, Mulyadi Joyomartono, dengan diberi nama Langgar Merdeka. Kata merdeka dipilih sekaligus untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada waktu itu.

Sayangnya saat Agresi Militer Belanda II 1949 menyerang, nama langgar ini berubah dari yang semula Langgar Merdeka menjadi Langgar Al-Ikhlas. Perubahan ini karena adanya larangan dalam penggunaan kata merdeka oleh Belanda yang tengah menduduki Kota Solo kala itu.

Akhirnya setahun kemudian pada 1950, masyarakat kembali menggunakan kata merdeka untuk menyebut langgar ini dan nama Langgar Merdeka terus digunakan hingga sekarang.

Langgar Merdeka yang telah melewati beberapa masa hingga memiliki catatan sejarah yang panjang, membuatnya ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya pada 2012 oleh Pemerintah Kota Surakarta. Penetapan ini melarang setiap orang untuk mengubah atau merusak fisik bangunan ini.

Tampak luar, bentuk fisik bangunan langgar terlihat cenderung tertutup. Hal ini karena sebelumnya merupakan bekas toko sehingga bentuknya tidak seperti langgar pada umumnya.

Namun tampak dalam, langgar ini oleh H. Imam Mashadi dibuat menjadi 2 lantai dengan maksud lantai atas difungsikan sebagai tempat ibadah dan lantai bawah dibuat model toko.

Toko tersebut difungsikan untuk membuka usaha bagi pengelola langgar yang hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan langgar dan sekaligus menghidupi pengelolanya.

Hingga saat ini, Langgar Merdeka tetap berdiri kokoh dan dapat dengan mudah ditemukan di sekitar Kampung Batik Laweyan Solo. Sesuai fungsinya, bangunan ini tetap dipergunakan oleh masyarakat sebagai tempat ibadah yang memiliki nilai sejarah tempo dulu.

Bahkan dalam rangka meningkatkan manajemen pengelolaannya, pada 4 Desember 2006 keberadaan Langgar Merdeka ini resmi dikelola oleh Yayasan Langgar Merdeka Kampung Batik Laweyan Solo.

Baca Juga: Empat Keraton Penyangga Kejayaan Islam di Cirebon Sejak Abad Ke-15

Yayasan non-profit yang beranggotakan masyarakat Kampung Laweyan tersebut, sengaja dibentuk untuk mengelola dan mengembangan Langgar Merdeka sebagai Pusat Kegiatan Syiar Agama Islam, yang diharapkan dapat memberi sentuhan religius di Kampung Batik Laweyan Solo.

Sehingga tidak heran apabila Langgar Merdeka masuk ke dalam salah satu daftar wisata religi andalan Kota Solo yang wajib dikunjungi. Karena selain beribadah, juga sekaligus bisa belajar sejarah dari bekas toko ganja ini.***

Editor: Chandra Adi N

Sumber: surakarta.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler