Orang Minang Sumatera Barat Merantau, Ini Penjelasannya

17 September 2021, 06:39 WIB
Ilustrasi Rumah Makan Minang khas Padang di perantauan. Obsessionnews.com /Pixabay

PORTAL JOGJA - Merantau bagi orang Minang adalah suatu tradisi masyarakat suku Minangkabau yang telah ada sejak dulu. Tidak ingin disebut penakut dan tidak bisa mandiri, maka para pemuda dan laki-laki yang belum menikah.

Mereka diharuskan merantau di luar daerah Minangkabau, bahkan tujuan perantauan sampai ke luar negeri. Faktor yang menyebabkan orang Minang merantau antara cinta pada kampung halaman, rasa malu hingga karena faktor ekonomi.

Menurut data maupun fakta yang ada menyebutkan jumlah orang Minang merantau lebih dari jumlah yang tinggal di Minangkabau. Tahun 2009 jumlah orang Minang merantau 13 juta orang.

Sementara jumlah penduduk di Sumatera Barat berjumlah 1.052.100 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat populasi penduduk yang merantau tinggi.

Baca Juga: 3 Alasan Orang Minang Merantau, Ini Faktanya

Dilansir Portaljogja.com dari laman Obsessionnews.com dilihat dari kajian antropologis budaya merantau tidak sekedar faktor ekonomi. Tetapi juga mengajarkan tentang bagaimana mencapai masa depan di kemudian hari.

Lewat cara ini memberikan visi ke depan terhadap generasi muda Minang. Mengasah ilmu dan pengalaman melainkan juga suatu pola migrasi yang sarat dengan konsep nilai maupun budaya.

Hal yang menarik dari kebiasaan dan budaya merantau adalah cara adaptasi serta nilai kepribadian orang Minang yang tinggi di lingkungan mereka tinggal.

Dari sinilah kearifan budaya lokal tercipta sehingga muncul kerukunan dengan suku lain tanpa ada konflik saat mereka menempati lokasi baru. Setelah sukses merantau dan bisa mendirikan usaha bisnis dan memiliki rumah sendiri.

Orang Minang merantau tersebut tidak pernah melupakan tanah kelahirannya. Hal ini terdapat ikatan batin dan kecintaan orang Minang terhadap kampung halaman.

Baca Juga: Waktu Mustajab Panjatkan Doa pada Hari Jumat, Salah Satunya Sesudah Sholat Ashar

Begitu cintanya terhadap tanah kelahirannya sampai-sampai hampir setiap tahun. Jelang Idul Fitri, Idul Adha selalu memberikan infak dalam jumlah besar.

Tidak hanya infak, mereka juga berperan penting dalam pembangunan daerah. Mulai dari pembangunan masjid, hingga sekolah baik perseorangan, kolektif dan organisasi ikatan perantau.

Tidak semua orang Minang merantau sukses, bahkan sedikit pula yang tidak kembali pulang menengok keluarga dan kampung halamannya.

Pengakuan sebagai orang Minang memang dibutuhkan, maka kecintaan pada kampung halaman perlu ditanamkan dan melekat sampai akhir hayat.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Obsessionnews.com

Tags

Terkini

Terpopuler