Uni Eropa Ingatakan Kosovo dan Serbia Soal Rencana Pindahkan Kedubes di Yerusalem

- 10 September 2020, 11:02 WIB
FOTO FILE: Bendera Uni Eropa berkibar di luar markas Komisi Eropa jelang pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa di markas Dewan Eropa, di Brussels, Belgia 16 Juli 2020. REUTERS / Yves Herman
FOTO FILE: Bendera Uni Eropa berkibar di luar markas Komisi Eropa jelang pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa di markas Dewan Eropa, di Brussels, Belgia 16 Juli 2020. REUTERS / Yves Herman /

PORTAL JOG JA - Serbia dan Kosovo berniat memindahkan kantor kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem. Ini merupakan tanda-tanda bila kedua negara ini mengakui Israel yang memindahkan ibu kotanya ke Yerusalem. Hal itu seteah ada pertemuan Serbia dan Kosovo di Washington DC, Amerika Serikat (AS_ olh Presiden Donald Trump.

Uni Eropa mengingatkan agar Serbia dan Kosovo tidak memindahkan kantor kedutaan besar di Israel ke Yerusalem. Uni Eropa menmperingatkan Serbia dan Kosovo karena dapat merusak keanggotaan di Uni Eropa.

Baca Juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini, Kamis 10 September 2020 Turun Rp2.000

Selama ini, semua anggota Uni ERopa sebanyak 27 negara sejak lama sepakat status Yerusalem harus diselesaikan antara Israel dan Palestina dengan negosiasi perdamaian yang lebih luas. Serbia dan Kosovo sebagai calon anggota Uni Eropa harus menghormati keputusan Uni Eropa.

"Tidak ada negara anggota UE yang (memiliki) kedutaan besar di Yerusalem. Setiap langkah diplomatik yang dapat mempertanyakan posisi bersama UE di Yerusalem adalah masalah yang sangat memprihatinkan dan disesali," ungkap Juru Bicara Komisi Eropa, Peter Stano, seperti dikutip dari CNNIndonesia.

Stano menuturkan sebelumnya UE hanya diberitahu tentang aspek ekonomi dari acara yang berlangsung di Gedung Putih, bukan tentang pergerakan di Yerusalem.

Menteri Luar Negeri Serbia, Ivica Dacic mengatakan keputusan akhir masih harus dibahas oleh pemerintah dan akan bergantung pada sejumlah faktor, termasuk perkembangan hubungan dengan Israel di masa depan.

Baca Juga: Lokasi Perbaikan Jaringan Listrik di DIY, Kamis 10 September 2020

Sementara itu, Presiden Kosovo, Hashim Thaci, telah melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Dalam pembicaraan tersebut, Thaci mengatakan keputusan itu tidak akan memengaruhi kerja sama strategis dengan Turki.

"Pengakuan seperti itu (atas Israel) tidak akan melanggar kemitraan strategis dalam situasi apa pun (dalam) persahabatan dan persaudaraan dengan Turki," ujar Thachi usai melakukan percakapan.****

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: cnn indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x