Peneliti Sebut Corona akan jadi 'Flu Biasa'

- 14 Juli 2020, 08:17 WIB
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay.
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay. /Naswandi/

PORTAL JOGJA - Peneliti dari London sedang mempelajari tentang kekebalan tubuh pada lebih dari 90 pasien. Berdasarkan penelitian itu juga, kekebalan tubuh terhadap Covid-19 kemungkinan akan hilang dalam beberapa bulan.

Temuan selanjutnya menunjukkan virus Corona akan seperti flu biasa. Virus dapat menginfeksi orang setiap tahunnya.

Hal tersebut merongrong gagasan mengenai kekebalan kawanan yang bisa menjadi salah satu cara untuk mengalahkan virus.

Baca Juga: Sungai Radda di Luwu Utara Meluap, Jalan Trans Sulawesi Lumpuh

Dikabarkan Daily Mail yang dikutip Pikiran-Rakyat.com, ilmuwan dari King's Collage London mengamati respons kekebalan tubuh lebih dari 90 pasien dan petugas kesehatan di Yayasan NHS milik Guy dan St.Thomas.

Mereka menemukan tingkat antibodi meninggi tiga minggu setelah gejala dan kemudian berangsur turun.

Tes darah mengungkapkan bahwa sementara 60 persen orang menyusun tanggapan antibodi 'kuat' pada puncak pertempuran mereka dengan virus, dan hanya 17 persen yang mempertahankan potensi yang sama dalam 3 bulan.

Baca Juga: Tips Menyimpan Sepeda di Rumah Minimalis

Tingkat antibodi turun sebanyak 23 kali lipat selama periode tersebut. Dalam beberapa kasus, mereka menjadi tidak terdeteksi.

"Orang-orang menghasilkan tanggapan antibodi yang masuk akan terhadap virus, tetapi berkurang dalam waktu singkat dan tergantung pada seberapa tinggi puncak (kondisi) Anda, yang menentukan berapa lama antibodi bertahan," tutur penulis utama dr. Katie Doores, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com.

Hal tersebut dapat diartikan bahwa antibodi tertinggi dan bertahan paling lama timbul pada pasien yang memiliki kasus paling parah.

Baca Juga: Fenomena Covid-19 di Bangladesh, Warga Pilih Mati di Rumah Darpada di Rumah Sakit

Studi ini memiliki implikasi untuk pengembangan vaksin, dan untuk mengejar 'kekebalan kawanan' di masyarakat dari waktu ke waktu.

Antibodi memiliki banyak cara untuk melawan virus corona tetapi jika sistem kekebalan adalah garis pertahanan utama, temuan ini mengatakan orang-orang dapat terinfeksi kembali dalam gelombang musiman dan bahwa vaksin mungkin tidak melindunginya dalam waktu lama.

Ini juga berarti perlindungan dari vaksin mungkin tidak tahan lama dan mungkin perlu diformulasikan ulang setiap tahunnya.

Baca Juga: Virus Corona Datang, Penjualan Rumah KPR di Kulon Progo Macet

Namun, masih ada kemungkinan bahwa bahkan jika tingkat antibodi menurun, tubuh dapat melawan virus untuk kedua kalinya menggunakan sel-T.

Klaim tersebut keluar, setelah penelitian lain menemukan lebih dari setengah pasien virus corona yang dirawat di rumah sakit diberikan pemindaian jantung di seluruh dunia dan ditemukan adanya kelainan.

Sekitar 55 persen dari 1.261 pasien di 69 negara mengalami perubahan abnormal terhadap cara jantung mereka ketika memompa, dengan sekitar satu dari tujuh menunjukkan bukti disfungsi parah.

Baca Juga: Ini Cara Hapus Postingan Lama di Facebook

Mayoritas pasien sebelumnya belum pernah didiagnosis dengan masalah jantung.

Hal tersebut membuat para ilmuwan menyimpulkan jika Covid-19 dapat mempengaruhi jantung secara serius.

Studi King's College adalah yang pertama kali memantau tingkat antibodi pada pasien dan pekerja rumah sakit selama tiga bulan setelah gejala muncul.

Baca Juga: Tamu dan Staf Hubungan Intim Saat Lockdown, Dua Hotel Jadi Klaster Baru Covid-19

Prof Robin Shattock dari Imperial College London mengatakan vaksin bersaing yang dikembangkan oleh kelompoknya dapat tersedia pada paruh pertama tahun depan jika uji klinis berjalan dengan baik.

Namun dia mengingatkan tidak ada kepastian bahwa vaksin apa pun dalam pengembangan akan berfungsi, dan mengatakan masih belum jelas jenis respon imun apa yang diperlukan untuk mencegah infeksi.

Prof Stuart Neil yang merupakan rekan dari penulis, mengungkapkan ada empat jenis virus corona lain dalam sirkulasi luas, yang menyebabkan flu biasa.

Baca Juga: Polisi Temukan Lahan Ganja Seluas Satu Hektare di Lembang, Bandung Barat

"Satu hal yang kita ketahui tentang virus corona ini adalah orang dapat terinfeksi ulang cukup sering," kata Prof Stuart Neil, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman The Guardian.

"Apa yang harus berarti adalah bahwa kekebalan-kekebalan yang dihasilkan orang tidak bertahan lama. Sepertinya Sars-Cov-2, virus yang menyebabkan Covid-19, mungkin juga jatuh ke dalam pola itu," tuturnya. ****

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: The Guardian Daily Mail Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x