PORTAL JOGJA - Perkembangan Antartika di bagian kutub utara akhir-akhir ini mengalami perubahan besar dampak besar dari gelombang panas datang.
Dilansir portaljogja.com dari laman Reuters lapisan Es Conger runtuh setelah suhu di Antartika Timur melonjak hingga 40 derajat Celcius di atas normal awal bulan ini.
Hal tersebut terlihat dari Citra satelit NASA Modis dari lapisan es Antartika Timur pada 21 Maret. Lapisan Es Conger diyakini telah runtuh pada 15 Maret
Lapisan es Antartika Timur hancur bulan ini menyusul periode panas ekstrem di wilayah tersebut, kata para ilmuwan. Melihat fenomena yang demikian banyak menduga akibat kenaikan suhu 2,7C.
Menurut Ilmuwan Bumi dan Planet NASA Catherine Colello Walker dalam akun Twitternya menyebut kejadian ini terjadi karena mencapai titik kritisnya
Baca Juga: Lima Negara di Asia Tengah Ikut Terpengaruh Ekonomi Rusia, Mana Saja?
“Mungkinkah itu mencapai titik kritisnya setelah #Antarctic #AtmosphericRiver dan gelombang panas juga?” Ilmuwan Bumi dan Planet NASA Catherine Colello Walker bertanya di Twitter pada hari Jumat, berbagi gambar hamparan putih yang hancur menjadi pecahan di atas lautan yang gelap.
Diketahui, lapisan es mengambang permanen yang melekat pada tanah, membutuhkan waktu ribuan tahun untuk terbentuk seperti tanggul yang menahan salju dan es yang jika tidak mengalir ke laut, menyebabkan laut naik.
Menurut Peter Neff, ahli glasiologi di University of Minnesota. Gelombang panas Maret, dengan suhu mencapai 40C (70F) di atas normal di beberapa bagian Antartika Timur, terkait dengan fenomena sungai di atmosfer.