Polisi Rusia Lakukan Tindakan Keras Seiring Maraknya Protes Anti-Perang

- 13 Maret 2022, 16:50 WIB
Menlu Retno Marsudi menjelaskan dampak konflik Rusia-Ukraina adalah naiknya harga gandum, dan alhasil harga mie instan naik.
Menlu Retno Marsudi menjelaskan dampak konflik Rusia-Ukraina adalah naiknya harga gandum, dan alhasil harga mie instan naik. /Pexels/Katie Godowski dan Instagram.com/@indomie/

PORTAL JOGJA - Sudah sepekan Invasi Rusia ke Ukraina berlangsung, tetapi ketika perang Rusia di negara itu makin meningkat dan agresif.

Justru pemerintah Rusia juga disibukkan dengan penangkapan terhadap protes anti-perang yang jumlahnya ribuan.

Protres anti perang dilancarkan oleh sebagian masyarakat Rusia sebagai bentuk protes terhadap pemerintah setempat yang telah invasi Ukraina secara brutal.

Dilansir portaljogja.com dari laman Al Jazeera.com jumlah lebih dari 5.000 orang ditangkap di Rusia saat mengambil bagian dalam demonstrasi menentang perang Moskow melawan Ukraina.

Baca Juga: Orang Rusia Mencoba Kabur,Ketika Disalahkan Atas Rezim Pemerintahan Moskow Invasi ke Ukraina

Protes anti-perang bukan hanya berlangsung di kota Moskow saja melainkan juga kurang lebih 69 kota di seluruh negeri pada hari Minggu.

Pada hari lain tepat 24 Febuary sebleumnya telah ditangkap lebih dari 1.900 pengunjuk rasa, bahkan sejak dimulainya invasi skala penuh Rusia di Ukraina bisa meningkat 160%.

Ketika protes meningkat, demikian juga upaya polisi untuk membubarkan mereka, dengan puluhan menderita pukulan pentungan atau disetrum dengan pistol setrum setelah ditahan oleh petugas.

Para wanita yang ditahan di kantor polisi Bratayevo Moskow mengatakan mereka dipukul, ditendang, disiram air dan diancam akan diperkosa.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 13 Maret 2022, Andin dan Aldebaran Bersuka Cita, Askara Sudah Boleh Pulang ke Rumah

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x