PORTAL JOGJA - Semenjak invasi Rusia ke wilayah Ukraina memang tidak hanya menelan ribuan korban jiwa, tetapi juga harta dan fasilitas-fasilitas umum ikut musnah akibat serangan rudal tentara Rusia.
Melihat kondisi masyarakat Ukraina yang menderita kelaparan dampak dari serangan rudal Rusia. Bahkan mereka hidup bertahan dalam rumah tanpa aliran listrik dan air, sungguh ironis.
Dilansir portaljogja.com dari laman Al-jazeera.com pemerintah Ukraina melalui Kedutaan besar Ukraina di Washington, DC mengambil peran yang tidak terduga sebagai pusat rekrutmen.
Rekrutmen sukarelawan bagi orang Amerika yang ingin bergabung dalam perang melawan invasi Rusia. Para diplomat yang bekerja di kedutaan, di sebuah townhouse di bagian Georgetown di ibu kota Amerika Serikat.
Baca Juga: Kisah Tentara Inggris Turut Perang Bantu Ukraina Lawan Rusia
Ketika itu mengajukan ribuan tawaran dari para sukarelawan yang ingin berjuang untuk Ukraina, Bahkan ketika mereka bekerja pada masalah yang jauh lebih mendesak.
Hal itu dilakukan untuk mengamankan senjata yang mereka miliki untuk bertahan melawan serangan gencar Rusia yang semakin brutal.
Menurut Atase militer Ukraina Mayor Jenderal Borys Kremenetsky mengatakan mereka merasa perang tidak adil dan tidak beralasan, maka Mereka merasa harus membantu berperang
“Mereka benar-benar merasa bahwa perang ini tidak adil, tidak beralasan,” kata atase militer Ukraina Mayor Jenderal Borys Kremenetskyi. “Mereka merasa harus pergi dan membantu.”
Relawan AS hanya mewakili sebagian kecil dari orang asing yang ingin berjuang untuk Ukraina, yang pada gilirannya hanya terdiri dari sebagian kecil dari bantuan internasional yang telah mengalir ke negara itu.