Pemerintah China menyatakan virus flu burung H10N3 yang baru ditemukan ini tidak dapat menyebar dengan mudah pada manusia.
Pada Selasa, 1 Juni 2021 NHC membuka kasus pertama virus flu burung H10N3 pada manusia yang menjangkiti seorang pria berusia 41 tahun.
Kini kondisi pria tersebut disebut stabil dan siap untuk dipulangkan. NHC menyebutkan bahwa penyelidikan terhadap kontak dekatnya mengenai kemungkinan penularan virus tersebut tidak membuahkan hasil alias tidak ada penularan terhadap kontak dekat.
Selain itu NHC juga menyebutkan tidak ada kasus virus flu burung H10N3 lain secara global.
“Sumber paparan pasien terhadap virus H10N3 tidak diketahui saat ini dan tidak ada kasus lain yang ditemukan dalam pengawasan darurat di antara populasi penduduk setempat. Saat ini, tidak ada indikasi adanya penularan dari manusia ke manusia,” menurut WHO seperti ditulis Reuters dan dikutip Portaljogja.com.
Menurut NHC, virus flu burung H10N3 adalah patogen rendah, yang berarti menyebabkan penyakit yang relatif lebih ringan pada unggas dan tidak mungkin menyebabkan wabah skala besar.
Meskipun begitu WHO tetap mengingatkan kewaspadaan terhadap adanya kasus flu burung. “Selama virus flu burung beredar di unggas, infeksi sporadis flu burung pada manusia tidak mengejutkan. Ini merupakan merupakan pengingat nyata bahwa ancaman pandemi influenza terus berlanjut,” ujar WHO.
Menurut Filip Claes dari Pusat Darurat Penyakit Hewan Lintas Batas FAO untuk kantor regional Asia Pasifik, varian flu burung H10N3 ini bukanlah hal yang umum.