PORTAL JOGJA - Komite Olimpiade Internasional, lembaga nirlaba yang berada di belakang event olahraga dunia ini bersikeras mempertahankan aturan IOC 50 Rules.
Salah satunya adalah larangan untuk menunjukkan gestur atlet yang menyatakan solidaritas, memprotes, atau ikut serta dalam politik dan sebagainya yang tidak terkait dengan olahraga, ketika berada di panggung Olimpiade Tokyo.
Hal yang dilarang termasuk berlutut dan mengangkat tangan untuk mendukung kesetaraan ras di podium, saat upacara, maupun di lapangan saat pertandingan.
Atlet yang melakukan hal ini akan mendapat hukuman. Keputusan ini diambil oleh IOC Rabu, 21 April 2021.
IOC 50 Rules melarang segala jenis demonstrasi, protes, propaganda politik, agama atau ras di tempat dan area Olimpiade lainnya.
Sebelumnya, gerakan Black Lives Matter yang bergema di seluruh dunia untuk memprotes ketidakadilan rasial bergema di dunia.
Seruan untuk IOC mengubah aturan tersebut pun mengemuka. Beberapa atlet menginginkan perubahan yang memungkinkan atlet dapat mengekspresikan pandangan dan solidaritas mereka mengenai diskriminasi rasialis.