Network
PORTAL JOGJA - Setidaknya 240 orang telah mencari perlindungan di pusat-pusat evakuasi di prefektur Fukushima dan Miyagi setelah Jepang digoyang gempa hebat magnitudo 7,3 pada Sabtu 13 Februari 2021, hampir tengah malam. Listrik dipadamkan serentak lebih dari 12 jam.
Gempa menimpa Jepang di tengah pandemi Covid-19 yang meningkat sejak awal Januari 2021. Sedianya pemerintah Jepang akan mulai melaksanakan vaksinasi Covid-19 setelah menerima vaksin Covid-19 dari Pfizer- BioNTech.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Kato menekankan bahwa langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus telah dilaksanakan meski dalam bencana gempa.
Baca Juga: Nasib Olimpiade Tokyo Setelah Jepang Dihantam Gempa Magnitudo 7,3
Pemerintah kota Soma di Prefektur Fukushima mendirikan tenda untuk setiap keluarga di sebuah gimnasium. Ada sekitar 92 lebih pengungsi yang saat ini tinggal di sana. Mereka baru boleh masuk ke dalam ruangan gimnasium tersebut setelah tangan mereka didesinfeksi dan suhu mereka diukur di pintu masuk.
Dua prefektur yang mengalami gempa yaitu Fukushima dan Miyagi mengalami gangguan pasokan air yang mempengaruhi institusi medis. Atas permintaan pemerintah prefektur Fukushima, Pasukan Bela Diri Darat Jepang mulai memasok air untuk penduduk.
Gempa Jepang magnitudo 7,3 yang getarannya terasa hingga ke Tokyo juga mengakibatkan pemadaman listrik di area terdampak selama lebih dari 12 jam.
Baca Juga: Lengkap! 7 Tahapan Yang Harus Dilakukan Untuk Mendaftar SNMPTN
Namun Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Katsunobu Kato mengatakan dia telah diyakinkan bahwa penyimpanan sangat dingin dari vaksin Covid-19 dari Pfizer- BioNTech yang telah tiba Jumat, sehari sebelum gempa, tidak terpengaruh oleh pemadaman listrik di daerah timur laut Jepang akibat gempa.
