10 Negara Afrika yang Alami Kudeta Militer Hingga Kini, Tercatat Ada 200 Kudeta, 80 Kudeta Berhasil

1 Mei 2021, 19:43 WIB
Kelompok militer yang melakukan kudeta di Guinea mendapatkan dukungan dari sipil /Reuters

 

PORTAL JOGJA - Negara-negara di Afrika hingga saat ini banyak yang mengalami konflik bersenjata dan pemberontakan. Kekuataan antara fasi militer, suku terus bergejolak di kawasan benua Afrika.

Meski negara-negara di Afrika itu telah lama merdeka, namun konflik bersenjata dan pemberontakan terus terjadi hingga saat ini. Salah satu penyebab munculnya pemberontakan dnn konflik militer bersenjata adalah efek dari Perang Dinggi AS dan sekutunya dengan Rusia hingga akhir tahun 1990-an.

Masalah kemisikinan, perebutan sumber daya alam seperti tabang emas, berlian hingga minyak juga menjadi salah satu sebab utama. Konflik panjang negara-negara di Afrika itu juga menjadi perhatian serius Dewan Keamanan PBB.

Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS di Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya Hari Ini Sabtu 1 Mei 2021

Baca Juga: Sebagian Warga Myanmar Memprotes Kudeta di Myanmar dalam Bentuk Tato

Negara yang mengalami kudeta diantaranya Zimbabwe, Kongo, Somalia, Gambia, Libya, Chad, Ghana, Uganda, Burkina Faso, Sierra Leone dan sebagainya.

Penelitian Patrick McGowan, profesor ilmu politik di Arizona State University menyebutkan bahwa antara 1956-2001 di Afrika Sub-Sahara, menyatakan ada lebih 200 upaya kudeta di Afrika.

Sebanyak 80 aksi kudeta yang berhasil, 108 gagal dan ada 139 plot kudeta yang dilaporkan. Sejak kurun waktu tersebut, ada 11 percobaan kudeta yang dilaporkan sukses menggulingkan pemerintahan.

 

Kudeta militer di kawasan Afrika ini menyebabkan banyak korban. Salah satu yang tercatat dalam sejarah adalah peristiwa 7 April 1994, yakni peristiwa pembantaian Etnis Tutsi di Rwanda.

Selanjutnya pada 2014 ketika Presiden Burkina Faso Blaise Compaoré dipaksa turun takhta setelah 27 tahun berkuasa. Ada lagi Presiden Omar Bongo dari Gabon yang telah berkuasa sejak 1967. Meski beberapa kali memenangkan pemilu presiden. Ia melakukan dengan curang. Bongo mengintervensi penyusunan Konstitusi 2003 agar ia dapat mencalonkan diri lagi.

Berikut ini datar negara di Afrika yang pernah mengalami kudeta militer yang dirangkum Portaljogja.com dari berbagai sumber.

Baca Juga: Mama Een Meninggal Dunia, Ini Unggahan Vicky Prasetyo sang Mantan Mantu

1. Somalia

Kasus pemberontakan di Somalia, ibu kota Mogadishu terjadi sejak tahun 1990-an, pemebrontakan ini juga telah memakan banyak korban jiwa. Konflik di wilayah ini hingga kini juga belum berakhir.

2. Gambia

Presiden pertama Gambia terpilih dalam 5 periode dan presiden ke-2 berkuasa hingga 2 dekade. Dalam rentang waktu 53 tahun, negeri itu memiliki 2 presiden.

Pimpinan pertama, Dawda Jawara, awalnya berkuasa sebagai Perdana Menteri pada 1962, sesaat sebelum kemerdekaan Gambia dari Inggris. Kudeta terjadi pada 1994, ia didepak oleh kelompok militer.

Letnan Yahya Jammeh menjadi pengganti Jawara, tapi ia tidak seramah pendahulunya. Jammeh langsung merombak konstitusi dan melarang semua partai oposisi.

3. Mali

Mali adalah suatu negara Afrika yang yang kaya sumber daya alam. Pemimpin pertama setelah kemerdekaan, Modibo Keita, adalah seorang sosialis yang ingin melakukan nasionalisasi sumber daya alam negerinya, yang kebanyakan masih dikuasai Prancis sebagai sebagai negara yang sebelumnya meguasainya.

Mali juga mengalami kudeta militer. Penggantinya, Jenderal Moussa Traore, sempat menikmati dukungan awal dari warga, namun segera ketahuan bahwa ia lebih buruk daripada pendahulunya.

4. Guinea Ekuator

Negara Guinea Equatorial adalah suatu negara yang satu-satunya yang berbahasa Spanyol karena pernah menjadi koloni Spanyol. Ibukota pun bukan di benua Afrika, tapi di sebuah pulau kecil yang berjarak ratusan kilometer dari pantai.

Negara itu juga memiliki pemimpin yang terlama memimpin di Afrika, Teodoro Obiang, yang berkuasa selama lebih dari 40 tahun.

Sejarah kekacauan dimulai bahkan sejak negara itu meraih kemerdekaan. Setelah lepas dari Spanyol, pemimpin baru yang bernama Macias Nguema menjadikannya negara partai tunggal dan mengangkat dirinya menjadi Presiden seumur hidup. Setetah terjadi kudeta, banyak warga yang terusir dan mengalami genosida yang dilakukan Nguema.

Obiang sebenarnya masih keponakan Nguema. Ia pun terlibat mengawasi berbagai kejahatan yang dilakukan oleh pamannya. Selain itu, ia pun memutuskan untuk menerapkan cengkeraman pada ekonomi negara.

5. Republik Afrika Tengah

Nama negara Republik Afrika Tengah (Central African Republic, CAR) sebenarnya agak kurang tepat. Ya, CAR memang pernah menjadi republik dan sekarang lebih sebagai negara gagal.

Sebagaimana halnya Somalia, pemerintah hanya mengendalikan sebagian kecil wilayah selain ibukota. Sebagian besar wilayah malah dikuasai oleh kelompok-kelompok pemberontak. Serupa juga dengan Somalia, CAR ada dalam keadaan perang sipil semu berkelanjutan selama lebih dari satu dekade.

Sejak saat itu, negeri tersebut terjerumus dalam kekacauan, dimulai dengan penetapannya sebagai negara partai tunggal dan penggulingan Presiden David Dacko dan pembentukan "Kekaisaran" Afrika Tengah.

Kaisar Bokassa menghabiskan sepertiga anggaran pemerintah untuk membiayai upacara penobatannya sehingga negara bangkrut.

Kekuasaan Bokassa aneh dan penuh kekerasan, sehingga ia bahkan melakukan kriminalisasi pengangguran. Ditambah lagi dengan pembunuhan ratusan anak sekolah yang melakukan unjuk rasa dan dugaan kanibalisme.

Semua itu meruntuhkan hubungan yang pernah dekat antara CAR dan Prancis. Pendahulu Bokasssa pun dikembalikan ke tampuk kekuasaan melalui kudeta oleh Prancis.

Tapi Dacko didepak lagi dan pemerintahan baru menciptakan negara otoriter dengan dukungan junta militer. Demokrasi pun baru pulih pada 1990-an walaupun tidak mengakhiri pergumulan bangsa itu.

Presiden pertama yang terpilih secara demokratis, Ange-Felix Patasse, mempertajam konflik antara kelompok-kelompok etnis dan diduga melakukan perburuan warga Yakoma.

Ada 3 pemberontakan militer dalam masa pertama pemerintahannya sehingga memaksa pasukan asing memegang kendali dan menenangkan penduduk yang sudah marah. Tidak heran jika suatu perang sipil pecah lagi pada 2003 dan berlanjut hingga sekarang.

6. Guinea-Bissau

Negara ini adalah bekas koloni Portugis dan terjebak dalam perang saudara. Demikian juga dengan Guinea-Bissau ini.

7. Zimbabwe

Negara ini hingga kini ters dilanda konflik dan kudeta militer terutama setelah mengambil alih kekuasaan negara dari tangan Robert Mugabe. Setelah merebut stasiun televisi milik pemerintah, seorang juru bicara militer mengumumkan bahwa mereka menarget orang-orang dekat Mugabe

Baca Juga: Jadwal Acara Indosiar Senin 28 Maret 2022: Jackie Chan Beraksi dalam Crime Story dan City Hunter

8. Libya

Pasca digulingkan pemerintahan Moammar Qadafi, Libya hingga kini dilanda konflik militer yang belum terselesaikan. Antar faksi militer juga terus berperang dan berusaha menguasa ibu kota Tripoli.

 

Negara Chad juga masih dilanda konflik militer. Dewan militer yang berkuasa di Chad mengatakan pada Jumat (30/4) bahwa enam tentaranya telah tewas dalam pertempuran di dekat kota utara Nokou yang mengakibatkan beberapa ratus orang tewas di pihak pemberontak dan 60 lainnya ditangkap.

Kedua belah pihak bertempur pada Kamis (29/4) di dekat Nokou, yang berjarak sekitar 20 km dari tempat di mana mantan presiden Idriss Deby terluka parah pada awal April, menjerumuskan negara ke dalam krisis.

Dewan tersebut mengatakan telah berhasil menangkis serangan pemberontak ke Nokou, dan bahwa 22 tentaranya sendiri terluka dalam pertempuran itu.

10. Kongo (Zaire)

Negara ini juga sama nasibnya dengan negara di kawasan Afrika Tengah, meskisudah sudah laa merdeka, Kongo sampai saat ini juga masih dilanda konflik militer. ***

Editor: Bagus Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler