PORTAL JOGJA - Lebih dari 600 petugas polisi telah bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil (CDM) Myanmar melawan rezim militer, dengan hanya Negara Bagian Rakhine yang melaporkan tidak ada protes dari petugas.
Jumlah pengunduran diri petugas kepolisian meningkat tajam sejak penumpasan kekerasan pada akhir Februari 2021, seperti dilansir POrtaljogja.com dari The Irrawaddy.
Petugas dari Departemen Investigasi Kriminal, Cabang Khusus, Polisi Keamanan Turis, Polisi Keamanan dan depot pelatihan telah meninggalkan tugas mereka dan memilih untuk melawan rezim militer, menurut seorang petugas di Naypyitaw.
Baca Juga: AstraZeneca Kirim 1,1 Juta Dosis Vaksin Tahap Pertama ke Indonesia dari COVAX Facility
Ada lebih dari 500 polisi yang berpartisipasi dalam CDM pada hari Kamis dan 100 lainnya bergabung dengan gerakan pada hari Jumat.
Petugas itu mengatakan tidak ada protes polisi yang dilaporkan di Negara Bagian Rakhine.
Dia mengatakan, partisipasi Mayor Cabang Khusus Tin Min Tun dalam CDM berdampak besar di lingkungan polisi.
Mayor itu memposting di Facebook minggu ini: “Saya tidak lagi ingin mengabdi di bawah rezim militer. Saya telah bergabung dengan pegawai negeri yang berpartisipasi dalam CDM. ”
Dia mengungkapkan rasa hormat kepada pengunjuk rasa yang lebih muda yang memimpin gerakan melawan rezim.